06. Dihukum Berdua

28.1K 2K 24
                                    

Keesokkan harinya, Zahra merasa bosan, ia ingin ke mini market membeli cokelat, karena stok cokelatnya sudah habis, ia habis kan tadi malam untuk menenangkan pikiran.

"Aduh pengen ke mini market, tapi gak tau dimana." Zahra kebingungan mencari keberadaan mini market terdekat.

Zahra berjalan, saat sampai di halaman masjid, ia melihat ada seorang laki-laki yang tengah belajar, Zahra menghampirinya.

"Hey." Zahra menepuk pundak orang itu.

"Kalo dateng salam dulu." Peringat Akbar.

Zahra menyengir, "Hehehe, lupa, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, ada apa jangan ganggu gue dulu, lagi banyak tugas dari kampus. Mendingan lo pergi dari pada nanti kena hukum karena kita berduaan." Ucap Akbar mengusir Zahra.

"Lo ngusir gue, kebangetan lo." Kesal Zahra.

"Udah sana nanti ada yang liat, gue sih mungkin aman dari hukuman, yang gak aman mungkin lo.

"Maksud lo?" Zahra tak paham apa kata Akbar.

"Kemungkinan gue cuma dimarahin aja, tapi kalo hukuman gue gak kena."

"Kenapa?"

"Kerena gue keponakan pak Kyai, jadi para pengurus pada sungkan ngehukum gue."

"Anjir kagak adil banget."

Akbar mengangkat bahunya acuh, ia melanjutkan pekerjaannya kembali.

"Bar, anterin gue yuk."

"Kemana?" Tanya Akbar yang masih berkutat dengan laptopnya.

"Mini market."

"Mau ngapain, kantin kan ada."

"Mau beli sesuatu, gue gak tau mini market dimana, gue juga yakin gak boleh keluar dari sini."

"Lo kan katanya ponakannya pak Kyai, jadi gue mau perginya sama lo, biar dibolehin pergi dari sini, ya?" Pinta Zahra merayu Akbar.

"Gue juga gak boleh lah pergi dari sini, apalagi dengan alasan gak jelas."

"Lah terus." Zahra menunjuk kan muka memelasnya. Akbar melihatnya pun merasa kasihan.

"Oke gue anterin, tapi gak lewat gerbang, karena percuma. Kita lewat pagar aja. Lo bisa kan manjat?" Tanya akbar tak yakin pada perempuan satu ini.

Zahra yang merasa diremehkan, langsung menabok lengan Akbar, "Lo ngeremehin gue, jangan kan manjat pager, pohon pun gue jabanin kalo lo mau." Sombongnya.

Akbar mengangguk percaya, "Ok, sebentar gue beresin dulu." Ucap Akbar, membereskan laptopnya.

"Lo tunggu disini dulu, gue mau naroh laptop ini dulu." Akbar mengangkat tas berisi laptop. Ia langsung pergi meninggalkan Zahra.

Beberapa saat kemudian Akbar kembali, "Ayo." Mengajak Zahra, Zahra hanya mengikutinya dibelakang.

"Huh, ini mah kecil. Sana, gue duluan yang manjat." Sombong Zahra.

Akbar mencengahnya, "Bentar, jangan manjat dulu kita lihat siapa tau ada orang." Ia menengok kanan dan kiri memastikan tidak ada orang yang nanti melihat aksi manjat pagar.

"Gak ada, ayo lo duluan." Ucap Akbar.

Zahra mulai memanjat, ia turun dengan selamat.

"Akbar ayo, lama banget sih." Zahra kesal lantaran Akbar tak langsung memanjat.

"Sabar dulu dong, lo lupa gue pake sarung."

"Gue yang make gamis kaya Emak kosidahan aja bisa."

"Udah jangan adu nasib." Ia memanjat dan turun.

ZAHTHAR [END]Where stories live. Discover now