23. Ujian Sekolah

909 122 5
                                    

Akhirnya, hari di mana semua siswa kelas 12 bersiap untuk melaksanakan ujian kelulusan selama satu minggu ini telah tiba. Yang artinya, dari ujian itulah yang akan menentukan lulus atau tidaknya mereka. Materi pada soal-soal juga tentunya tidak semudah soal-soal Ujian biasanya. Materinya dimulai dari kelas 10 sampai kelas 12 ini. Jadi, bagi mereka yang buku-buku kelas 10nya sudah tidak ada atau hilang atau malah di gunakan untuk membungkus cabai di warung milik Ibunya, maka akan mempersulit untuk mencari dan memahami materinya kembali.

Ujian kali ini, Jovan menjadi lebih giat belajar. Setiap saat ia belajar baik itu sendiri di kamar, bersama temannya, atau bahkan bersama dengan Jevan. Kali ini, Jovan akan lebih serius dengan ujiannya dan akan membuktikan pada Ayahnya kalau dia bisa.

Ujian hari pertama berjalan dengan lancar dan Jovan tentu bisa mengerjakannya tanpa mencontek.

Ujian hari kedua pun masih berjalan dengan lancar.

Ujian hari ketiga, keempat, kelima, dan keenam pun juga berjalan dengan lancar.

Jovan tersenyum lebar karena dia telah menyelesaikan ujian nya selama seminggu ini. Iya sangat yakin, kalau hasilnya nanti tidak akan mengecewakannya. Karena dia sudah belajar dengan sungguh-sungguh untuk persiapannya.

(Maaf ya, scene ujiannya aku skip)

...

"Huft gila, akhirnya selesai juga bertempur di medan perang." ujar Haris sembari menyandarkan bahunya di sofa rumah Jovan dan Jevan. Saat ini, mereka - Jovan, Jevan, Haris, Nares, Ijal, dan juga Dania sedang berkumpul di rumah si kembar.

"Agaknya gue banyak yang remidi." ujar Ijal juga yang langsung menjatuhkan badannya di sofa dengan posisi miring.

"Makanya belajar jangan nontonin homo mulu." timpal Haris. Ijal memang senang menonton series Boys Love tapi bukan berarti dirinya juga suka dengan sesama jenis. Ijal masih normal kok cuma otaknya saja yang rada gesrek.

Lalu, Bibik datang sembari membawa minuman dengan di bantu oleh Dania yang membawa beberapa camilan. Diletakkannya makanan beserta minuman itu di atas meja. Setelah itu, Bibik kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjannya dan Dania duduk di sebelah Jovan.

Lalu, mereka pun lanjut mengobrol dan bercanda. Mulai dari membicarakan bagaimana kisah cinta Haris dan Adel sang pujaan hatinya, membahas masa kecil mereka, dan juga dunia perkuliahan. Mereka semua akan melanjutkan pendidikan mereka di berbagai Universitas yang ada di Indonesia. Kecuali Jovan dan Jevan yang akan melanjutkan kuliah mereka di Jerman.

"Btw, lo berdua jadi mau kuliah di Jerman?" Tanya Nares tiba-tiba.

"Loh, kalian mau lanjut ke Jerman?" tanya Dania yang memang tidak tahu kalau Jovan dan Jevan akan kuliah di Jerman.

"Insya allah jadi" jawab Jevan. Namun Jovan, tampak sedang memikirkan sesuatu. Ia berpikir, masih adakah waktu untuk dirinya bisa merasakan menjadi seorang mahasiswa? Masih adakah waktu untuk dirinya bisa merasakan bagaimana rasanya lulus SMA? Hanya Tuhan yang tahu jawabannya.

"Bakalan jauh dong." ujar Dania.

"Udah kayak di dunia perBLan. Bertemu di Bogor dan berbahagia di Jerman. Tapi sayangnya ini Bandung bukan Bogor." seru Ijal yang langsung di lempari snack oleh Haris. "Otak lo Jal Jal, keseringan nontonin begituan sih lo." ujar Haris.

"Ga jelas lo." timpal Nares.

"Mereka itu kembar adek-kakak bukan pacaran, Ijal." seru Dania juga menimpali perkataan Ijal yang tak masuk akal itu.

Fraternal J&J [END]Where stories live. Discover now