1. Ayah pulang

3.7K 256 117
                                    

Hallo, follow wp aku dulu yuks putrijng_

Follow tiktok @ wp.putrijung di sana juga ada spoiler-spoiler tentang cerita ini.
Follow IG juga @ putrijng_

Happy Reading
.
.

Di bawah derasnya hujan yang turun, mengguyur beberapa siswa yang masih mengenakan seragam sekolah putih-abu sedang asik beradu jotos. Mereka dari 2 sekolah yang terkenal dengan sekolah tidak pernah akur muridnya. SMA Garuda dan SMA Rajawali, kedua sekolah itu sering terlibat dalam tawuran di jalanan sampai hampir membuat mereka tertangkap polisi, tetapi untung saja mereka semua berhasil lolos. Akan tetapi, mereka masih tetap menjadi bahan incaran polisi atas kasus tawuran antar sekolah.

Dari SMA Garuda di pimpin oleh Nathaniel Jovano Healvito atau biasa di panggil dengan nama Jovan. Dan dari SMA Rajawali sendiri di pimpin oleh Riko Bratayudha atau biasa di kenal dengan nama Riko. Keduanya adalah musuh bebuyutan nan abadi tentunya. Sebenarnya dari sekolah Garuda meminta agar mereka berdamai saja dan mengakhiri peperangan mereka, tetapi pihak lawan menolaknya mentah-mentah. Mereka akan selalu menjadi musuh sampai mati. Begitu kata mereka.

Di tengah pertarungan mereka, tiba-tiba saja ponsel Jovan berdering. Ia pun segera mengangkatnya dan di sana tertera jelas nama adik kembarnya yang menelponnya.

"Lo dimana bangsat? Buruan pulang, bentar lagi Ayah otw pulang!!" serunya. Nathariel Jevano Healvito atau biasa di panggil Jevan. Suaranya itu terdengar begitu melengking di telinga Jovan sehingga membuat Jovan menjauhkan ponselnya karena telinganya terasa pengang karena suara Jevan yang melengking itu. Jevan adalah saudara kembar Jovan. Mereka memang kembar tetapi wajahnya sangat berbeda. Jadi sangat mudah untuk dikenali. Akan tetapi, tetap saja masih ada sebagian orang yang belum bisa membedakan keduanya, padahal sudah terlihat sangat jelas kalau wajah mereka tidak mirip. Jovan cenderung mirip dengan sang ayah, sedangkan Jevan cenderung mirip dengan sang ibu jika dilihat dari bagian postur wajahnya.

"Bentaran, nanggung." jawabnya. Ia berbicara dengan nada yang keras karena suasana di sana sangatlah ricuh, apalagi hujan turun dengan derasnya belum lagi dengan keributan di sana yang membuat suara Jovan kalah dengan suara-suara di sana. Bahkan Jevan sampai bisa mendengar suara keributan itu.

"Berantem lagi lo? Gue ga mau tau, buruan lo balik sebelum Ayah nyampe. Gue males denger lo di marah Ayah terus."

"Bentar lagi, Jev. Nanggung soalnya."

"Nanggung biar nyawa lo sekalian di cabut? Buruan balik gue ga mau tau!"

"Ck, iya-iya gue otw nih."

Lalu sambungan telepon pun di putuskan oleh Jevan secara sepihak. Jovan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana abu-abunya yang sudah kotor dan basah. Lalu, ia segera menghampiri kedua temannya yang baru saja menghabisi lawannya.

"Ris, Res, gue cabut duluan ada urusan," katanya kepada kedua sahabatnya itu, Haris dan Nares namanya.

"Mau kemana lo? Ini belom kelar." tanya Nares seraya mengusap wajahnya yang terkena guyuran hujan. Ada luka disudut bibirnya karena ia mendapatkan pukulan dari sang lawan.

"Ini jauh lebih penting urusannya dari nyawa. Urus semuanya ya, bye!" Jovan lantas berlari ke arah motornya yang terparkir jauh dari lokasi dan segera melesat pergi dari tempat itu. Ia juga mengabaikan suara kedua temannya yang terus memanggil dirinya.

Jovan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Sebenarnya ia tidak terlalu peduli jika ayahnya nanti akan memarahinya lagi. Akan tetapi, ia tidak ingin Jevan yang bergantian marah juga padanya. Mau seberandal apapun Jovan, ia akan menjadi penurut jika bersama Jevan. Apa yang dikatakan Jevan, Jovan akan menurut walau Jovan agak sedikit pembangkang, tatapi akhirnya ia menurut juga.

Fraternal J&J [END]Where stories live. Discover now