17. Pulang dari Rumah Sakit

1.3K 107 4
                                    

Dania sudah sampai di rumahnya. Ia pun langsung duduk di ruang tamu. Di sana juga ada kakaknya yang sedang bermain game online dengan khidmatnya. Karena sadar akan kehadiran sang adik yang baru pulang itu, ia pun langsung menanyai nya, "darimana lo, Dek, jam segini baru pulang?" tanya nya dengan mata yang masih fokus pada layar ponsel nya.

"Jenguk temen gue yang abis kecelakaan." jawab Dania. Lalu, kakaknya itu hanya ber'oh ria sebagai balasannya.

"Tapi nih ya Kak, kasian banget temen gue, yang nabrak dia ga mau tanggung jawab." tambah Dania. Kali ini dia ingin berbagi cerita pada kakak nya ini, siapa tau ia bisa membantunya untuk menangkap sang pelaku.

"Emang dia kecelakaan apa?" tanya kakaknya itu yang menanggapi cerita Dania.

"Gue ga tau sih Kak kronologinya, gue cuma tau dia kecelakaan pas ikut balapan." jawab Dania yang langsung membuat tubuh kakaknya menegang. Ia langsung teringat dengan kejadian malam kemarin yang mana dirinya telah membuat Jovan terjatuh saat balapan. Namun, kenapa kisah teman Dania ini sama seperti kejadian malam itu?

Jadi, sebenarnya Dania itu adalah adik Riko yang merupakan musuh bebuyutan Jovan dan teman-temannya. Sebuah kebetulan yang tak terduga bukan? Masih belum ada yang tau hubungan diantara keduanya. Begitu juga dengan Dania yang tak tau kalau sebenarnya kakak nya itu adalah musuh Jovan. Dan sebaliknya, Riko yang tak tahu kalau Dania berteman dengan Jovan.

"Kapan temen lo itu kecelakaannya?" tanya Riko lagi sembari meletakan ponselnya. Ia sangat penasaran siapa teman adiknya ini.

"Kemarin malam."

Dugaan Riko ternyata benar. Itu pasti Jovan. Lalu, bagaimana bisa Dania kenal dengan Jovan?

Oh sebentar, bukannya Dania itu pindah ke sekolah SMA Garuda yang merupakan sekolah Jovan juga? Jadi, sudah dapat dipastikan kalau mereka pasti saling mengenal.

"Kak!" panggil Dania yang membuat Riko tersadar dari lamunannya.

"Iya?" jawab Riko.

"Kok malah bengong sih?"

"Sorry-sorry."

"Kak, lo bisa bantuin temen gue itu ga buat nangkep pelakunya? Gue pengen banget bejek-bejek mukanya terus gue cincang-cincang dan gue lempar ke kandang macan." ujar Dania dengan geramnya sampai-sampai ia meremas tangannya sendiri karena saking geramnya.

Tapi, bagaimana Riko bisa membantu kalau ternyata dia sendiri pelakunya.

Ia tidak mungkin memberitahu adiknya itu karena ia tidak ingin membuat adiknya marah padanya. Ia sangat menyayangi adiknya ini, maka dari itu ia tidak mau membuatnya marah padanya.

"Kak, ihh kok malah bengong lagi. Bisa bantuin ga?" tanya Dania lagi.

"Hah? I-iya nanti Kakak bantu." jawab Riko sembari menunjukan senyum tipis diselanya.

"Makasih kak." Dania pun langsung memeluk Riko dan Riko langsung membalasnya sembari memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

...

Kini, Dania sudah sampai di sekolahnya bersama dengan Riko. Itu juga karena Dania sendiri yang terus memohon agar kakaknya itu mau mengantarnya ke sekolah. Sopir yang biasanya mengantar Dania juga sedang tidak bisa mengantarnya karena pagi-pagi tadi harus mengantarkan Mama nya pergi ke rumah sang adik yang sedang mengadakan acara di sana.

Dania pun turun dari motor Riko saat mereka sudah sampai di sekolah Dania. Lalu, Dania berdiri disebelah Riko sembari tersenyum.

"Thank you Kakakku yang paling ganteng sedunia." ujar Dania yang mampu membuat kakaknya itu merasabgemas dengan sang adik.

"Iya sama-sama Adikku yang paling cantik sedunia." balas Riko sembari mengacak pelan rambut Dania.

Fraternal J&J [END]Where stories live. Discover now