12. Emang Salah?

906 102 2
                                    

"lebay lo tau ga." omel Nares saat sudah berada di parkiran. Setelah mendengar cerita dari Dania mengenai sang pujaan hati, Haris menjadi merenung dan galak. Hal sekecil apapun, Haris akan mengumpat. Bahkan saat dirinya hendak menghidupkan mesin motornya yang tak kunjung menyala pun ia terus saja mengumpatinya.

"Diem lo. Lo ga tau gimana potek nya gue." jawab Haris dengan dramatisnya.

"Potek sih potek, tapi lo terlalu lebay." ujar Nares lagi.

Jovan hanya diam tak menanggapi kedua sahabatnya yang sedang bertengkar ini. Sebenarnya ia juga merasa kasihan dengan Haris. Baginya, semua wanita memang seperti itu, dia tidak perduli seberapa kerasnya para lelaki berjuang untuk mendapatkan nya. Maka dari itu, Jovan tidak mau berpacaran. Bukan berarti ia tidak menyukai wanita, hanya saja dia belum menemukan wanita yang tepat.

"Banyak cewek diluaran sana, jangan lebay kalau seakan cuman dia doang cewek di dunia ini." kata Nares lagi yang masih menanggapi kegalauan Haris.

"Gue kurang apa coba. Ganteng? Banget, setia? Apa lagi." ujar Haris.

"Kekurangan lo cuman satu, yaitu otak lo yang ga ada isinya." jawab Nares dengan menegaskan kata 'Otak'.

"Sialan lo."

Jovan hanya tertawa kecil dan di ikuti oleh Nares yang ikut tertawa juga. Entah kenapa kalau membully Haris itu seru aja gitu.

Lalu, pandangan Jovan teralihkan oleh kedatangan Jevan dan juga Dania yang berjalan bersama menuju parkiran. Jovan pun langsung memanggil mereka.

"Jev, Dan!" panggil Jovan. Baik Jevan maupun Dania pun menengok kearah Jovan.

"Ikut nongkrong yuk." ajak Jovan.

"Ngga, gue masih ada urusan." jawab Jevan menolak ajakan Jovan.

"Sok sibuk lo, bentaran doang ga nyampe nginep ini." Ujar Jovan membujuk Jevan agar dirinya sesekali mau di ajak nongkrong bersama.

"Ikut aja yuk, Jev. Kayaknya seru." kali ini Dania juga ikut membujuk Jevan. Jevan pun berpikir sejenak sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Semua yang ada di sana pun terkejut karena Jevan mau ikut bergabung bersama dengan mereka. Kejadian langka nih.

"Eh, bentar. Ini nongkrongnya tempat Babeh?" Tanya Haris. Gawat kan klok malah mereka ke tempat Babeh, bisa makin potek nanti Haris kalau ketemu sama Neng Adel.

"Tolong lah ngertiin perasaan gue." Tambah Haris.

"Gue tau perasaan lo kok. Kita pindah ke Cafe Abang Sepupu gue, gimana?" Ujar Jovan sembari merangkul pundak Haris dan menepuknya.

"Emang siapa yang punya Cafe?" Tanya Jevan. Lah gimana sih anak ini, sodara sendiri masa ga tau.

"Ya ampun twin, sepupu lo punya Cafe aja lo ga tau? Makanya jangan di goa mulu." jawab Jovan.

"Ya udah gue ga jadi ikut."

"Ya elah, pundungan amat lo. Bang Jeff, lo tau kan dia?" Jevan hanya ber'oh ria.

"Ya udah langsung gass aja ke sana." seru Haris dengan semangat nya. Sekarang aja dia semangat banget, coba tadi galau-galauan terus.

Akhirnya, mereka pun bergegas pergi dari parkiran sekolah dan menuju Cafe yang di bilang Jovan tadi. Cafe 127 milik Jeff, Abang sepupu Jovan dan Jevan. Salah satu Cafe yang selalu menjadi tempat tongkrongan anak-anak remaja atau hanya sekedar mengerjakan tugas kelompok sekolah. Tempat yang sangat sederhana dan elegan, interior yang dibuat juga sangat aesthetic. Cocok untuk siapa saja yang suka berfoto-foto atau kebanyakan orang bilang, Cafe itu sangat instagramable banget.

Fraternal J&J [END]Where stories live. Discover now