81. Jebakan

1.3K 252 111
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Lxxk 2 u by Yena
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

"Hal penting apa yang ingin dikatakan oleh kakak pertama?" tanya Nevan setibanya di kediaman Lieven.

Lieven dan Nevan duduk bersebrangan. Di meja yang membatasi mereka ada satu pot teh hijau serta dua cangkir kecil yang sudah di pakai menandakan ada orang lain di tempat itu sebelumnya.
"Tadi Keith datang kemari, ia mengatakan bahwa pemberontak di daerah barat adalah Kennard," ucap Lieven.

"Kennard? Satu-satunya pangeran yang dibuang dan diacuhkan namun memiliki pangkat putra mahkota itu?" tanya Nevan. Ia tak mampu menyembunyikan raut wajahnya yang terkejut.

"Ya," jawab Lieven dingin.

"Tapi sudah lama dia tidak membuat keributan lagi kakak,"

"Seorang musuh yang sudah tidak membuat keributan lagi maka berarti tujuan mereka sudah tercapai,"

"Bukankah kedatangan orang-orang kemarin untuk mendapatkan batu merah dan bunga kemurnian? Namun sepertinya kedua benda itu masih aman," bingung Nevan.

Lieven tersenyum miring.
"Kau benar. Kennard telah mendapatkan batu merah," ujar Lieven.

"Benarkah? Bagaimana bisa? Bukankah batu merah disembunyikan oleh raja?"

"Kennard mendapatkan yang palsu," tegas Lieven.

"Siapa telah memberinya batu merah palsu? Sungguh sangat berani," gumam Nevan.

Lieven hanya mengangkat satu alisnya yang tebal bak pedang. Lalu pria itu menuangkan teh hijau ke dalam cangkir kecil yang baru. Ia menyesap teh itu dengan aura bangsawan.

Pria bersurai hitam pekat memerhatikan apa yang dilakukan oleh kakak pertamanya. Melihat Lieven yang tetap tenang ia semakin yakin bahwa Lieven sudah tahu siapa orang yang berani menipu Kennard. Namun ia enggan bertanya karena kakaknya itu sangat sulit dimintai informasi. Akhirnya Nevan memilih hal sama yang dilakukan oleh kakaknya yaitu menuang teh hijau untuk ia minum.

"Apakah kau sudah mendengar rumor tentang Nona Flora pemilik bunga kemurnian?" tanya Nevan tiba-tiba.

Lieven mengangguk menanggapi pertanyaan Nevan.

"Lalu kenapa kau tak mendekati Nona Flora? Aku tahu bahwa rumor tentangmu dan dengannya yang tersebar begitu luas tidaklah benar. Kau masih mencintai Ilona bukan?"

"Aku tidak berniat untuk mendekati Nona Flora. Aku akan mengambil bunga kemurnian pada saatnya," jeda Lieven. "Kau masih ingin membicarakan Ilona?!" tekannya dingin.

Nevan melihat salah satu bola mata Lieven yang berubah menjadi berwarna emas. Aura disekitarnya yang semulanya terasa tenang kini begitu dingin mencengkam.
"Ti-dak, aku tidak akan membicarakan Ilona lagi. Tolong lepaskan auramu yang menakutkan ini," sergah Nevan.

Pria bersurai perak menatap Nevan tajam, lalu detik selanjutnya aura miliknya hilang serta bola matanya sudah kembali normal.

"Apakah kau akan menggunakan bunga kemurnian sesuai dengan permintaan Ilona? Atau untuk bangsa penyihir?" tanya Nevan lagi. Ia mengigit bibir bawahnya ketika menyadari bahwa dirinya kembali membicarakan Ilona.

"Kau terlalu banyak bertanya adik ketiga," tandas Lieven dingin.

"Baiklah, aku harap kau menggunakan bunga kemurnian dengan benar. Dan untuk Nona Flora, aku tidak tahu siapa yang menyebarkan rumor itu. Tapi aku sedikit tidak percaya bahwa bunga kemurnian berada di dalam jiwanya," terang Nevan.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang