52. Ayang

2.5K 336 24
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Memoria by Gfriend
Happy reading readers termwah!

👑👑👑


Evelin duduk santai di jendela penginapannya. Besok pagi ia akan pergi ke Palvilum Teratai bersama Filon. Ia harus melakukan secepatnya. Jika tidak maka sama saja ia menunda kembali ke dunia modern. Ia sangat yakin Willow bisa membantunya kembali.

Tinggal di dunia kuno ini sama halnya dengan tinggal di dunia modern. Dia tidak memiliki kesempatan untuk beristirahat. Ada banyak hal yang harus ia lakukan di dunia kuno ini dimulai dari membebaskan Willow, memberikan batu merah kepada Kennard, mencari buah duri, dan bunga kemurnian. Sebelum mendapatkan itu semua ia harus bisa membuat orang-orang tinggi berpihak kepadanya. Memikirkan tentang itu membuat kepalanya hampir pecah.

"Peri kecil apa yang kau pikirkan?" Harley, pria itu berada di atas dahan pohon yang berada didekat posisi Evelin.

Evelin sedikit mendongakkan kepalanya menatap Harley. Ia bisa melihat wajah tampan Harley yang tersenyum padanya. Namun di wajah tampan itu dihiasi luka-luka lembam. Apakah pria itu baru saja dihajar oleh Grazian?

"Untuk apa kau kesini?" ayolah Evelin sebenarnya kau senangkan Harley yang tampan mencarimu?

"Aku hanya merindukan peri kecilku," ungkapnya. Ia melompat turun dari pohon. "Lihatlah apa yang aku bawakan untukmu,"

Evelin mengambil beberapa buah dari tangan Harley.
"Apakah ini beracun?"

"Tidak mungkin aku meracuni peri kecilku,"

Evelin menatap buah berbentuk seperti anggur namun berwarna biru muda. Sangat unik.
"Apakah kau mau?"

"Aku sudah sering memakannya,"

Evelin menyuapkan buah itu ke dalam mulutnya. Rasanya manis-manis asam. Seperti perpaduan antara apel dan mangga. Sangat aneh tapi lezat.

"Kau suka? Aku akan membawakannya untukmu lagi," Harley menatap Evelin yang memakan buah itu dengan lahap.

"Jadi tambah sayang ama ayang deh,"

"Ayang? Apa itu ayang,"

"Em ayang itu..... Biasanya aku akan memanggil diriku dengan sebutan ayang,"

"Baiklah, peri kecil adalah ayangku," ucap Harley dengan suara serak-serak basah.

"Dipanggil ayang dong," batin Evelin. "Mulai sekarang kau bisa memanggilku ayang,"

"Tidak, aku akan tetap memanggilmu peri kecil. Tetapi untuk ayangku aku akan memikirkannya," Harley nampak berpikir.

"Hm baiklah," jeda Evelin. "Apakah Tetua Grazian yang menyebabkan luka-luka di wajahmu itu?" tanya Evelin seusai memakan buah itu sebagian.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Karena aku tahu segalanya, apakah itu masih sakit?"

"Tidak," Harley duduk di samping Evelin.

"Harley, katakan alasan kenapa kau ingin menangkapku,"

Harley terdiam, ia menatap Evelin. Haruskah ia mengatakan yang sebenarnya? Pria itu menghembuskan nafasnya kasar.
"Tetua Grazian yang menyuruhku untuk menangkapmu,"

"Dan kau sampai sekarang belum menangkapku, itu sebabnya kau mendapatkan luka-luka itu?"

Harley mengangguk.

"Lalu untuk apa dia menginginkanku?"

"Mungkin saja dia ingin menikah denganmu,"

TUUK!

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang