80. Persiapan

1.3K 242 133
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Day 1 by Red Velvet
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

"Adik ketiga apa yang kau lakukan disini!" suara bariot dingin mengintruksikan Nevan untuk menjauh dari Evelin.

Evelin otomatis menatap seorang pria bersurai perak yang sedang menatapnya dan Nevan dengan dingin.

"Kakak pertama? Kenapa kakak berada disini?" tanya Nevan.

Lieven tersenyum miring.
"Kau masih bertanya? Tidakkah kau tahu bahwa tempat ini adalah bagian dari kediamanku?" dengkusnya.

"Maafkan aku kakak, tapi apakah ada hal penting?" Nevan seakan sudah tahu apa yang diinginkan oleh Lieven.

"Ikuti aku," perintah Lieven berjalan pergi terlebih dahulu. Sebelum benar-benar pergi ia sempat melirik Evelin. Tentu saja gadis bersurai emas itu sadar bahwa Lieven meliriknya.

"Dasar si kulkas," batin gadis itu.

"Evelin, aku harus pergi," pamit Nevan yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Evelin.

Gadis bersurai emas itu kembali berjalan. Kakinya melangkah dengan cepat menyusuri lantai marmer yang indah. Ia tiba di Palvilium Lavender yang sudah dijaga oleh dua prajurit di sisi kanan dan kiri pintu masuk. Dua prajurit yang berjaga ditempat itu memberikan sebuah penghormatan lalu membiarkan Evelin masuk. Karena Mick sendirilah yang mengatakan kepada mereka agar membiarkan Evelin masuk apa keadaannya.

Evelin melangkah masuk ke dalam. Ditatapnya seorang pria bersurai lilac yang sedang sibuk dengan beberapa berkas di mejanya. Melihat itu Evelin tertawa kecil. Mick benar-benar sangat mengemaskan.

"Hai good, apakah kau sibuk?" sapa Evelin. Gadis itu menggeser kursi lalu duduk di depan Mick yang dibatasi oleh meja.

Mick menatap Evelin terkejut, sedari tadi ia tak sadar akan kedatangan gadis itu.
"Guuut! Aku sangat senang kau mengunjungiku," girang Mick. "Aku tidak sibuk, hanya sedikit tugas dari ayahanda," lanjutnya menutup berkas yang sempat ia baca.

"Aku kesini karena aku merindukanmu dan aku juga ingin mengajakmu bermain,"

"Bermain? Bermain apa?" tanya Mick antusias.

Evelin berdiri, ia membisikan sesuatu di telinga Mick.

"Tapi bagaimana bila Nona Flora mengadu pada raja atau kakak pertama?" ucap Mick gelisah.

"Itu tidak akan terjadi, bila dia mengadu maka aku yang akan bertanggung jawab,"

"Tapi guut, aku tidak setuju dengan rencanamu. Memangnya tidak ada cara lain?"

Evelin menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ada banyak cara, tapi itu tadi adalah salah satu cara untuk membuat Flora tidak baik-baik saja.

"Apakah kau percaya bahwa Nona Flora pemilik bunga kemurnian? Tidakan? Aku tak ingin masa depan kakak pertamamu suram. Sepertinya kakak pertamamu sangat mencintai Nona Flora, dia dibutakan oleh cinta. Kau harus menyelamatkannya Mick," bujuk Evelin.

Pria bersurai lilac tampak berpikir. Detik selanjutnya ia mengangguk, benar apa yang telah dikatakan oleh Evelin. Flora adalah gadis yang tidak baik, tidak cocok untuk kakak pertama.

Evelin mengacungkan kedua jari jempolnya kepada Mick.
"Good!" ucapnya. "Lalu ayo kita pergi ke taman belakang istana untuk menyiapkan segalanya," ajak gadis itu.

"Kenapa harus di taman belakang istana? Kenapa tidak di taman lavenderku saja?"

"Kau ini, bila ditamanmu maka akan ada banyak orang yang menyaksikannya," jelas Evelin. "Ayo kita pergi, Bella pasti sudah menunggu lama disana,"

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang