02. Terbangun

9.2K 1K 27
                                    

Hellow guys, FaVi update jangan lupa untuk selalu berbuat baik kepada siapapun ya guys termasuk vote dan coment cerita saya
Happy reading Readers termuahhh ^_^

👑👑👑

Aku membuka mataku yang terasa sangat berat. Sedikit demi sedikit cahaya mentari memasuki bola mataku.

"Kenapa aku bisa ada disini?" batinku menatap danau yang berada didepanku. Aku mencoba berdiri untuk melihat lebih jelas tempat itu. Banyak pohon-pohon besar yang mengintari danau. Berbagai bunga indah tertanam dengan subur. Semak belukar tak luput dari pandangan. Serta burung berwarna-warni terbang mengintari danau.

Apakah aku sekarang sedang menjalani syuting? Tapi aku tadi jatuh di kolam renang bukan? Dan disini tidak ada semacam kru. Apakah aku bermimpi?

Aku mengigit bibirku sendiri, sakit. Berarti aku tidak bermimpi. Tidak puas dengan hal itu. Aku menampar pipiku secara berulang-ulang. Sangat sakit rasanya.

"Nona? Kenapa nona menampar diri nona sendiri?" tiba-tiba seorang gadis berumur 15 tahun mendekatiku. Gadis bersurai merah itu menggunakan gaun kuno khas pelayan kerajaan Eropa zaman dulu.

"Hah? Nona siapa?" tanyaku kebingungan. Aku tidak mengenal gadis didepanku ini.

"Nona apakah nona sudah melupakan saya? Hiks" gadis itu memelukku kencang sambil terisak.

Pelukan kencang dari gadis itu membuatku kesulitan bernafas.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu mau membuatku mati dengan memelukku sangat kencang?!" aku mendorong gadis itu secara refleks.

Gadis itu nampak ketakutan. Ia buru-buru bersujud didepanku.
"Maafkan saya nona, maaf, tolong maafkan pelayan rendahan ini nona," katanya dengan suara bergetar.

Apa-apaan ini? Syuting macam apa ini?

"Bangun, jangan bersujud padaku. Aku bukan tuhanmu. Jelaskan padaku, syuting film apa ini?"

Gadis itu buru-buru berdiri. Ia nampak kaget menatapku.
"Syu-syuting? Fi-filem?"

"Iya, syuting film apa ini?"

"Nona, saya tidak tau apa itu syuting dan filem. Mohon maafkan saya nona," gadis itu akan bersujud lagi, namun buru-buru aku melarangnya.

"Jelaskan padaku, siapa kamu,"

"Saya adalah pelayan pribadi nona sejak kecil. Nama saya adalah Bella. Apakah nona lupa ingatan setelah terjatuh di danau itu?" gadis itu tertunduk takut.

Pelayan pribadi? Bella? Kenapa rasanya tidak asing.

"Apakah kamu tahu siapa namaku?"

"Nama nona adalah Evelin Bextor,"

Evelin Bextor? Sepertinya aku pernah membacanya diii? Ah iya di novel kesukaanku. Evelin Bextor adalah tokoh antagonis yang sangatku benci. Berarti saat ini jiwaku berada di dalam tubuh gadis itu? Namun bagaimana bisa? Dan kemanakah jiwa gadis itu yang sesungguhnya?

Kepalaku mendadak pusing. Evelin Bextor adalah gadis yang ditakdirkan akan mati. Bukan mati seperti novel-novel lain yaitu di penggal. Tapi mati dengan cara diikat di alun-alun. Setiap harinya di cambuk dan dipaksa meminun racun yang akan membunuhnya secara perlahan. Dengan begitu gadis antagonis itu akan tersiksa. Tidak sampai disitu, setiap harinya banyak rakyat yang melihatnya dan mengatakan hal-hal yang menohok padanya. Dirinya juga kerap mendapatkan lembaran batu, telur busuk, tomat busuk, dan hal-hal menjijikan lainnya dari rakyat yang dengan bebas dapat melakukan apapun padanya. Sungguh menyedihkan bukan? Lebih baik mati dipenggal dari pada mati disiksa.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang