25. Tusuk Rambut

3.3K 450 29
                                    

Favi update guys!
Votmen nya ditunggu!
Mulmed 🎙🎶🔊 Power Up by Red Velvet
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Para pangeran dan nona berhenti di sebuah kedai yang dikhususkan untuk para bangsa. Ini biasanya waktu yang tepat untuk mereka saling mengenal.

Lieven dan Nevan telah menyelinap pergi. Mereka berdua berada di kedai lain yang pernah mereka kunjungi sebelumnya.

"Kakak pertama, kenapa kau membawaku kesini?" tanya Nevan. Sedari tadi ia bingung karena Lieven memberi kode untuk mengikutinya.

Pria bersurai perak itu menuangkan teh hijau di cangkir porselen.
"Tetaplah berhati-hati, bangsa penyihir bisa menyerang kita kapan saja," katanya.

"Lalu apakah mereka akan berusaha menangkap Evelin lagi?"

Lieven menyeruput teh hijaunya.
"Itu sudah pasti,"

"Tapi bila Evelin dapat ditangkap oleh mereka maka bangsa penyihir akan dapat-"

"Waktu kita tidak banyak, jika nanti ada masalah kecil kau harus bisa mengatasinya. Aku tidak akan ikut campur dalam urusan yang tidak penting," ketus Lieven. Pria itu meninggalkan Nevan dengan teknik terbangnya.

"Masalah kecil seperti apa? Hei! Kakak pertama!" Nevan berdiri. Pria itu menatap punggung kakaknya yang mulai menjauh. "Kakak pertama ini selalu saja bertingkah tak jelas," kesalnya.

Nevan menggunakan teknik terbangnya juga untuk pergi dari kedai teh tersembunyi itu.

***

Evelin menikmati hidangan dari kedai teh yang berada di pusat kota itu. Kedai teh itu tak jauh berbeda dari kedai teh yang pernah ia datangi bersama Mick. Kedai yang memiliki tiga lantai itu berdesain klasik namun berkelas, sangat cocok untuk para bangsawan kelas tinggi. Di pilar-pilar kedai itu terdapat sebuah ukiran khas zaman dulu yang dilapisi oleh emas. Lantainya bermarmer kualitas tinggi. Jadi akan terasa sejuk jika berada didalamnya.

"Jika aku mengambil emas yang menempel di pilar itu mungkin aku akan mendapatkan banyak uang," batin Evelin.

Gadis bersurai emas itu duduk bersama pelayan pribadinya. Sedangkan Filon entah pergi kemana pria itu.

"Nona apakah perlu saya sekarang pergi ke Kediaman Duke Bextor untuk mengambil beberapa tael emas?" tanya Bella.

"Tidak perlu Bella, ada banyak bandit di hutan. Jika kau nekat kesana maka nyawamu tidak bisa dijamin hidup," jawab Evelin sembari memakan pai nanas.

Bella menatap Evelin.
"Lalu bagaimana dengan nona sekarang? Nona tak memiliki satu tael emaspun,"

"Aku akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan tael emas yang banyak," sahut Evelin.

"Biar saya saja nona, ini semua adalah kesalahan saya," Bella mengajukan dirinya.

"Kita akan melakukannya bersama," ujar Evelin.

Gadis bersurai emas itu membisingkan sesuatu di telinga Bella. Ia telah merencanakan rencana untuk mendapatkan beberapa tael emas secara cepat namun beresiko.

"Apakah kau paham?" Evelin menaikkan satu alisnya.

Bella menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Itu terlalu berbahaya nona, saya tidak setuju,"

"Lalu apakah kau tidak mempercayai nonamu ini?"

"Bukan begitu maksud saya nona-"

"Bella kita harus melakukannya dengan segera. Lihatlah dia ada disana," Evelin menunjuk seorang pria berpakaian pangeran yang sedang mengamati keadaan diluar kedai dari lantai dua yang mereka tempati saat ini.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang