23. Buah Duri

3.4K 456 22
                                    

Jangan lupa vote dan coment!
Happy reading readers termwah!
Mulmed 🎙🎶🔊 Eleven by Ive

👑👑👑

Flora menatap pantulan dirinya yang berada di cermin. Maisy baru saja memasang sebuah tusuk rambut berwarna biru muda untuk nonanya itu.

"Berikan aku sedikit perona wajah Maisy," perintah gadis berwajah lembut itu.

"Baik nona," Maisy segera memberikan perona merah muda di kedua pipi milik Flora. "Nona sangat cantik pantas saja Pangeran Lieven memilih nona," pujinya.

Flora tersenyum. Ia berdiri dari posisi duduknya. Gadis itu membelakangi Maisy.
"Walaupun begitu tujuanku tak akan semudah yang kau pikirkan Maisy,"

"Nona, apakah nona percaya dengan dia?" tanya Maisy takut. Ia tahu bahwa nonanya memiliki suatu perjanjian dengan orang lain.

"Aku percaya sepenuhnya padanya. Dia adalah satu-satunya harapan bagiku agar nona kecilku bisa sembuh,"

"Tapi ini sangat beresiko nona,"

Bola mata Flora penuh dengan tekad yang besar, ia mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tahu, namun ini adalah satu-satunya jalan agar aku bisa mendapatkan Buah Duri itu,"

Maisy tak dapat menatap wajah milik Flora karena membelakanginya. Namun ia yakin bahwa nonanya itu benar-benar ingin mendapatkan Buah Duri. Ia kagum pada nonanya yang berjuang untuk hidup orang lain.

"Saya akan melayani nona dengan sepenuh hati," ungkap Maisy. "Lalu apa yang akan nona tunjukan malam nanti setelah perjamuan?" tanyanya.

"Aku sudah menyiapkan hal itu, aku akan membuat semua orang terkesan padaku,"

"Saya yakin nona akan menjadi yang terbaik daripada nona-nona yang lain,"

"Maisy siapa yang memperbolehkanmu merendahkan nona-nona lain seperti itu? Ingatlah kau hanyalah pelayan. Aku tidak pernah mengajarimu seperti itu," marah Flora menghadap Maisy.

Maisy otomatis bersujud di depan Flora beberapa kali.
"Tolong maafkan saya nona, hukumlah pelayan rendah ini,"

Flora membiarkan Maisy sujud beberapa kali. Setelah itu ia menyuruh pelayan pribadinya itu untuk bangun.
"Bangunlah, aku menghukummu dengan kau tidak akan mendapatkan makan siang hari ini," ucap Flora pergi dari kamar penginapannya itu.

Maisy tidak keberatan dengan hukuman dari nonanya itu. Karena sudah seperti makanan sehari-hari bagi Maisy mendapatkan hukuman dari nonanya. Nonanya memang sangat memerhatikan etiket bangsawan.

***

Ibu Suri Helena sedang menyiram bunga amarylllis kesayangannya. Setiap harinya ia akan menghabiskan sebagian waktunya untuk merawat bunga itu.

"Ibu suri, pangeran kedua sudah datang," kata Laure berdiri dibelakang Helena.

"Pangeran kedua memberi hormat kepada ibu suri semoga diberikan seribu kehidupan," Filon menundukkan badannya.

Ibu suri tak mengalihkan pandangannya dari bunga berwarna merah peka itu.
"Bangunlah. Aku ingin kau membuat Evelin benar-benar percaya padamu dan buat dia menjauhi Lieven," katanya.

"Aku akan melakukannya,"

"Bagus, nanti aku akan menyuruh seseorang untuk menyerang Evelin ketika ke luar dari istana ini. Dan kau harus menyelamatkannya," terang Helena.

Filon menatap neneknya tak percaya. Bagaimana bisa ibu suri yang terhormat merencanakan hal kotor seperti itu.
"Aku tidak bisa melakukannya,"

Helena mengalihkan pandangannya ke arah Filon.
"Lalu apakah kau pikir dengan bakatmu yang seperti ini kau bisa bersanding dengan Lieven? Evelin adalah satu-satunya harapan untukmu,"

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang