72. Membutuhkan

1.8K 306 30
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Apple by Gfriend
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

"Orang macam apa yang telah kau sewa Maisy?!" murka Flora dipenginapannya. "Aku sudah memberikanmu banyak koin emas, namun kau!" gadis bersurai peach itu menujuk Maisy yang bergetar hebat dibawah tekanannya.

"To-tolong maafkan sa-saya nona hiks," Maisy bersujud di depan Flora.

"Aku rasa kau benar-benar tidak becus untukku!" cecar Flora. "Aku tak menyangka Evelin benar-benar telah sembuh,"

Maisy masih menunduk takut.
"Sa-saya pikir kesatria yang menyelamatkan Nona Evelin sangat hebat nona,"

Flora duduk di atas ranjangnya.
"Kau benar, kesatria itu tidak biasa. Melihat bagaimana dia bisa menyembuhkan Evelin, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama dia ahli dalam bidang obat-obatan dan yang kedua dia adalah bangsa penyihir,"

"Sa-saya rasa Nona Evelin tak pernah memiliki hubungan dengan bangsa penyihir nona,"

"Hanya Kerajaan Yan yang sangat pandai dalam ilmu pengobatan, tak mungkin kesatria dari sana sampai disini. Kecuali mereka menginginkan bunga kemurnian, dan untuk apa mereka menyelamatkan Evelin?" analisis Flora. Gadis itu mengerutkan dahinya sebentar. "Aku yakin, ada banyak hal yang telah disembunyikan oleh Evelin," lanjutnya.

"Bukankah dia hanya terlalu berambisi untuk menjadi permaisuri nona?"

"Semenjak dia terjatuh dari danau, kita semua tahu bahwa sikapnya mulai berubah. Aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan olehnya,"

"Lalu apa yang akan dilakukan oleh nona?" tanya Maisy bingung.

Flora tersenyum miring. Gadis itu mengamati kuku-kuku panjangnya yang indah.
"Musnahkan dia, aku rasa dia cukup berbahaya untukku. Lagipula melihat bagaimana dirinya sekarang, aku takut Lieven akan menyukainya,"

"Ta-tapi nona,"

"Bila kau terus berbicara aku akan membuat nasibmu sama seperti nonamu yang dulu Maisy!" ancam Flora.

***

Gadis bersurai emas melamun di dekat jendela kamar penginapannya. Gadis itu menikmati dinginnya salju yang turun bersama dengan angin yang tak terlalu kencang. Tangannya ia julurkan ke luar untuk menikmati sensasi dingin dari salju putih. Manik mata honeynya menatap ke atas. Ditatapnya sebuah bulan berbentuk sabit yang sangat indah.

"Apakah bulan itu lebih indah daripada diriku?" suara tegas nan berat itu mengintruksi Evelin untuk menolehkan kepalanya ke belakang. Ditatapnya seorang pria bersurai hitam pekat yang tersenyum ke arahnya.

"Apa yang kau butuhkan?" tanya Evelin. Ia merasa ada banyak sekali orang yang masuk ke dalam penginapannya. Hal itu sedikit membuatnya merasa was-was.

"Jika aku mengatakannya maka kau akan membantuku untuk mendapatkannya?"

"Tentu, kau kan temanku," tutur Evelin.

"Aku membutuhkanmu."

Dua kata dari Nevan itu mampu membuat jantung Evelin berdetak tak karuan. Namun detik selanjutnya matanya berkedip.
"Kau tau kan bahwa aku ini sangat pintar? Bila kau membutuhkanku maka aku tidak percaya bahwa diriku ini mau bersamamu tanpa sepeser uang-"

"Dan tanpa pemijit pribadi?" sela Nevan. "Bila hanya itu maka hiduplah bersamaku, aku pasti akan selalu membuatmu merasa bahagia," lanjut pria itu menatap Evelin dalam-dalam.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang