75. Mantra

1.6K 301 119
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Feel My Rhythm by Red Velvet
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Evelin menatap Kennard yang mengendus-endus surai emasnya. Bisa gawat kalau tekukan rambutnya terlepas.
"Hey, apa yang kau lakukan?" Evelin sedikit bergeser menjauhi Kennard.

Kennard menghembuskan napasnya dengan kasar.
"Aku hanya merindukanmu, tentu saja aku ingin berdekatan denganmu," ada nada kesal dalam perkataannya.

Evelin memutar bola matanya.
"Kita ini sama-sama pria, kenapa juga harus mengendus-endus suraiku,"

Kennard menaikkan satu alisnya.
"Lalu memangnya kenapa? Kau tak suka?"

"Te-tentu saja tidak," ucap Evelin kikuh.

Kennard bergeser mendekati Evelin. Pria itu mengapit kedua pipi Evelin menggunakan tangannya. Ia menatap Evelin lekat-lekat.
"Wajahmu ini tidak tampan sama sekali," tuturnya. "Tapi hei, kau memakai riasan?" tanyanya terkejut ketika ia benar-benar mengamati wajah Evelin dari jarak dekat.

Evelin melepaskan tangan Kennard dari kedua pipinya dengan paksa. Ia bergerak tak nyaman.
"Memangnya kenapa bila aku memakai riasan? Sepertinya kau tak tahu bahwa dengan memakai riasan banyak gadis yang menyukaiku," semburnya.

"Jangan bercanda Elvis. Di kerajaan ini tak ada seorang pria yang memakai riasan sepertimu. Sepertinya aku perlu menghapus riasanmu itu,"

"Aku tidak akan membiarkanmu menghapus riasanku," ketus Evelin. Gadis itu berdiri, ia menuju jendela di kamar itu. "Kennard ini, bisa habis kalau aku ketahuan," batinnya.

Pria bernetra senja tersenyum miring. Ia berjalan mendekati Evelin. Lalu memeluknya dari depan. Evelin sontak membulatkan matanya. Kenapa tiba-tiba Kennard memeluknya?

"Kenapa tubuh milik Elvis seperti tubuh seorang wanita?" batin Kennard bingung.

"Apa yang kau lakukan dengan memelukku seperti ini?" dengkus Evelin.

"Hanya memastikan bahwa kau ini benar-benar seorang pria," ucap Kennard melepaskan pelukannya. "Haha... kau memang pria sejati," lanjutnya sembari menepuk bahu Evelin dengan keras.

Evelin meringis menahan sakit dibahunya akibat pukulan dari Kennard.
"Tentu saja, aku kesini ingin memberitahumu bahwa aku akan membawa Willow pulang. Sepertinya kerja sama kita cukup disini, tapi aku berharap kita bisa berhubungan baik," Evelin mengungkapkan kenapa ia menemui Kennard.

Ada sorot sedih dari netra senja milik Kennard. Namun hanya berlangsung sebentar.
"Lalu serahkan batu merah kepadaku,"

Evelin mengambil batu giok dijubahnya. Sebuah batu berwarna biru muda dengan sebuah titik merah didalamnya yang berada di tangan Evelin seketika langsung disahut oleh Kennard. Pria bernetra senja itu mengamati batu merah ditangannya dengan penuh minat.

"Kennard, batu itu tidak dapat berfungsi tanpa sebuah mantra," beber Evelin tak bohong. Di dalam novel dijelaskan bahwa batu merah tidak dapat berfungsi semestinya tanpa sebuah mantra. Dan hanya keluarga Kerjaan Stevonia lah yang tahu tentang itu. Namun tidak ada yang tahu mantra apa yang harus diucapkan agar batu merah dapat berguna. Tentu saja hal itu membawa sebuah keberuntungan tersendiri untuk Evelin. Akan tetapi Evelin juga tidak percaya sepenuhnya pada novel, bisa jadikan ada orang di kawasan ini yang tahu mantra apa yang harus diucapkan?

"Mantra?" beo Kennard.

"Ya, hanya keluarga kerajaan yang tahu bahwa batu merah memerlukan sebuah mantra," jelas Evelin.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang