28. Kalung (Visual Tokoh FaVi)

3.5K 449 76
                                    

Jangan lupa untuk selalu vote dan coment!
Mulmed 🎙🎶🔊 Baby Don't Wanna Cry by Seventeen
Btw cocok bgt tuh lagu buat Green
Happy reading readers termwah ^^

👑👑👑

Lieven berada di ruangan tertutup kedai teh. Ia meneliti kain putih yang jatuh di sepatunya tadi. Lalu pria itu mengeluarkan kain hitam dari jubahnya yang diberikan oleh Keith. Ia meletakkan kedua kain itu berdampingan. Besar kain itu sama, sulaman burung hantu diatas kain itu juga begitu mirip. Yang membedakan hanyalah warna kain.

"Tuan, sepertinya kedua kain itu memang berasal dari satu orang. Mengingat sulaman serta bentuknya yang sama," Luke yang berdiri disamping Lieven memberikan pendapatnya.

"Bila ini memang dari satu orang seharusnya Evelin mengetahui sesuatu tentang kain ini," Lieven masih mengingat ketika ia menanyakan bagaimana gadis bersurai emas itu mendapatkan kain putih bersulam. Namun Evelin mengatakan bahwa ia tak mengetahui apapun. Lieven tak tahu apakah Evelin berbohong atau tidak.

Luke berpikir keras atas kejadian yang telah diceritakan oleh tuannya itu.
"Menurut saya itu telah disengaja tuan. Bagaimana bisa sebuah kain masuk kedalaman sebuah kendi berisi wine?"

Lieven mengambil kedua kain itu yang berada di atas meja. Ia memasukkan kembali kain itu kedalam jubahnya.
"Sekarang Evelinlah yang harus kita curigai disini," ucapnya. "Lalu apakah kau tahu apa yang telah dilakukan oleh Evelin sebelum dan setelah bertemu denganku?"

"Sebelum bertemu dengan tuan, Nona Evelin dan pelayan pribadinya hanya makan beberapa hidangan. Setelah mereka bertemu dengan tuan, mereka pergi ke pasar rakyat. Sepertinya Nona Evelin memasuki Pelelangan Hitam lalu dia berbelanja layaknya nona lain di pasar rakyat," jelas Luke.

Lieven sedikit merasa ada hal yang mengganggu ketika mendengar Pelelangan Hitam.
"Apa yang dia lakukan di Pelelangan Hitam?"

Luke kembali berpikir keras. Ia mengingat-ingat apa yang terjadi.
"Saya hanya mengamati dari luar jadi tidak tahu. Tapi selama nona didalam, banyak para bangsawan dan rakyat yang keluar masuk pelelangan itu dengan mengatakan seseorang telah melelangkan tusuk rambut milik tuan,"

Lieven meneriksa tusuk rambutnya yang terpasang di surai peraknya.

BRAKKK!
Tusuk rambutnya tidak ada!

Pria bersurai perak itu mengebrak meja yang berada didekatanya. Ternyata Evelin tadi telah mengambil tusuk rambutnya ketika ia menunduk untuk mengambil kain. Lalu gadis itu berani melelangkan tusuk rambutnya?! Gadis itu benar-benar sangat lancang padanya.

Nyali Luke sedikit menciut, tuannya itu mengeluarkan auranya yang sangat mengerikan. Salah satu bola mata milik tuannya itu telah berubah warna menjadi keemasan. Itu berarti tuannya sedang marah besar. Bagaimana bisa Nona Evelin memprovokasi tuannya? Apakah tak takut mendapatkan hukuman?

"Dimana Evelin sekarang?!" dengkus Lieven.

"No-nona Evelin sedang bersama pangeran ketiga," kata Luke terbata.

"Cepat bawa Nevan kemari!" perintah pria bersurai perak itu. Bola mata kirinya kini kembali berwarna normal.

"Ta-tapi tuan, pangeran ketiga terluka karena pertarungan tadi,"

"Aku hanya menyuruhmu untuk membawa dia kesini, bukan untuk menyerangnya," geram Lieven.

"Ba-baik tuan," kata Luke pergi dari sana.

Lieven kembali duduk, ia tahu bahwa adiknya itu terluka karena pertarungan tadi. Ya, ia mengamati pertarungan ketiga adiknya dengan lima pria berpakaian hitam.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang