45. Hari Buruk

18 4 3
                                    

Halohaaa
(tetep nyapa walau sepi pengunjung) 
:’V

.
.
.

Pagi ini murid SMK Madani melaksanakan rutinitasnya setiap pagi senin yaitu upacara bendera.  Terik matahari pukul 8 membuat siapa saja yang kena paparannya pasti merasa ingin kabur dari tempat saja. Saking membosankannya, siapapun akan membenci hari senin.

“Duh amanatnya lama banget sih, kayak nungguin Upin Ipin masuk SD,” celoteh Bagas sambil mengipas dirinya dengan topi.

“Sabar aja kali, itung-itung latihan sebelum masuk neraka yang benernya,” sahut Azriel.

“Kek bakal masuk surge aja lo,” balas Bagas.

“Gue mah, biar sampe sore di sini mah gue jabanin,”

“Idihh mentang-mentang di sampingnya ada Maira,” ucap Bagas yang tak digubris Maira.

Terlihat peluh Maira menetes di pelipisnya.

“Husttt. Tumben kulkas satu ini gak ngoceh denger kita dari tadi,” bisik Arkan pada Bagas.

Plakkk. Azriel memukul topi Bagas dan Arkan yang sedang asik mengobrol.

“Hadep depaaann! Jangan gibaahh. Kek cewe aja lu berdua,” 

Maira yang tadinya tidak ingin terpengaruh dengan obrolan tak bermutu ketiganya kini mendadak emosi.

“Bisa diem gak sih? Ini udah panas, gak usah bikin kuping gue juga pengang dengerin kalian,”

“Liat kan? Gue bilang juga apa. Gausah berisik. Kena marahnya Maira kan lo?” tanya Azriel.

“Eh lo diem juga!”

“Busettt. Marah aja cantik, gimana kalo senyum. Bisa diabetes gue,” kelakar Azriel.

Maira hanya memandang Azriel dengan tatapan tajam.

Azriel yang tak menyerah untuk mengambil hati Maira berinisiatif untuk menjadi pelindung Maira dari matahari. Badannya yang jangkung membuat tubuh Maira terlindungi dan seketika terasa sejuk. Maira tidak tahu, itu perbuatan Azriel.

“Bisa tertib tidak? Bapak kepala sekolah lagi nyampein amanat. Berdiri yang baik!” ucap Farel, ketua OSIS. Namun Azriel tak menghiraukannya. Tak ada yang boleh mengusiknya, terlebih jika itu tentang Maira.

“… minggu depan, sekolah kita akan mengadakan acara tahunan. Atau perjusami di mana kalian akan berkemah selama tiga hari pada hari jumat, sabtu dan minggu. Kegiatan ini ada hubungan dengan ekstrakilililer, ehh ekss, eskiler-”

“Ekstrakurikuler paakkk!!!” sahut seluruh siswa.

“Ya! Itu! Jadi sekolah akan mengadakan itu. Untuk informasi lebih lanjut, para anggota pramuka yang akan menyampaikan kepada kalian. Ingat ya, kegiatan ini sama hukumnya dengan napak tilas kemarin. Bila dikerjakan tidak apa-apa, dan bila tidak dikerjakan apa-apa. Paham?!”

“Huuuuuu” sorak seluruh siswa.

“Sudah.. sudahh, bapak tau kalian begitu semangat mengikuti kegiatan ini. Bapak harap, kalian jaga stamina mulai hari ini, karena kegiatannya nanti akan banyak permainan outdoor ya. Oke, sampe di sini ada pertanyaan?”

“TIDAAKKKKK!!!”

“Oke, tengkyu. Ai laf yu ol,” ucap bapak kepala sekolah di akhir amanat.

Terdengar samar-samar obrolan siswa yang tidak menyukai kegiatan ini. Ada juga kelompok ambis yang excited. Maira? Ya tahulah, dia anaknya seperti apa. Jika dia libur, harinya di rumah hanya akan berada di atas kasur kesayangannya.

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang