35. Patah

23 9 0
                                    

Halo hola haliluuu
Jumpa lagi Bucin Insyaf di part 35
Gak kerasa ya wkwk
Buat yang setia nunggu tiap partnya, maaciiii
.
.
.

Maira yang melihat pesan dari Ojan tentu saja sangat senang. Saking senangnya ia sengaja
menggigit bantal agar suaranya yang tengah kegirangan tidak terdengar oleh Mama dan Alia.

Warna kelabu dalam hidupnya akhir-akhir ini kini berubah menjadi berwarna lagi. Ojan-nya kini kembali. Meskipun penantian kemarin ia tak sedikit mengeluarkan airmata, keresahan bahkan pikiran yang buruk, kini terobati seketika. Baginya, Ojan selalu berhasil membuatnya bahagia.

Ia bangun dari rebahannya. Dan duduk dengan menyandarkan punggungnya di tepian kasur.

“Gimana nih. Bales sekarang apa gimana ya?” monolog Maira. Ia bingung, mau balas pesan
Ojan apa nanti saja.

“Ah, kalo aku bales sekarang. Pasti Ojan tau kalo aku nungguin chatnya banget. Gak deh,
maluuu”

“Ih tapi kan dia udah usaha buat gua gak marah lagi? Bales sekarang aja kali ya?” tanyanya pada boneka teddy bear yang ada di depannya.

“Bales gimana ya?” Ia-pun memberanikan untuk mengetik pesannya pada Ojan.

Maira Eka Putri (online)

Hwaaaa sayang makasiii. Sweet amat sihh”

“Ah gak gakk. Alay banget” gerutunya melihat pesan yang ia ketik sendiri. Dan akhirnya ia
hapus lalu mengetik pesan dengan kalimat yang berbeda.

Masih ingat aku, Jan? Kamu dari mana aja?
Aku nungguin tau gak! Aku marah nih. Marah!!!!”

“Lah kok jadi drama gini sih?!” monolognya. Kembali ia mengetikkan pesan.

Wahhh keren. Emejing

“Pfftt gini amat ketikan keyboard Fir’aun” ucapnya dan tentu saja, dihapus lagi.

“Arghhh gini banget mau bales chat” kesalnya. Lama ia berpikir, dan akhirnya membalas pesan
Ojan.

Makasih atas fotonya, Jan. Aku gak tau alesan kamu ngilang tiba-tiba itu apa.
Tapi aku udah maafin kamu kok.”

Yah, seperti itulah final dari drama membalas pesan versi Maira. Benteng pertahanan yang ia  bangun sebelumnya kini telah runtuh ketika melihat pesan Ojan yang begitu manis. Ia sadar tak ingin menuntut apa-apa dari Ojan. Ia ingin hubungannya baik-baik saja tanpa memperpanjang masalah. Sepele menurutnya, tapi bagi orang lain? Belum tentu. Dan memang, Maira akan luluh jika dihadapkan dengan Ojan. Ia tak pernah tahan berlama-lama untuk marah pada Ojan. Bucin.

Selang 3 menit handphone Maira kembali berbunyi.

Achmad Fauzan (online)

Aku tau kamu marah dan kesel sama aku”

Dan yang benar saja, Maira yang membaca itu langsung mengiyakan.

“Ya jelas kamu salah. Aku mah bener terus. Emang kamu yang seenaknya ngilang?!! Rese
banget. Untung sayang” cerocosnya yang diakhiri dengan senyum-senyum mesem.

“Iya, Jan. Gapapa kok”

Itulah perempuan. Selalu bersembunyi di balik kata “Gapapa”

Gimana kalo besok kita jalan-jalan ke pasar malam? Jadi besok adalah first time-nya kita ketemu plus jalan-jalan. Mau?”

Maira yang tadinya mengantuk seketika membelalak lagi.

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang