17. Menjauh

79 48 5
                                    

Makin hari authornya makin malas update. Tapi tenang, pagi ini updatenya dua kali kok eaaa
Yaudin lah~ langsung aja, selamat membacaa

🍁🍁🍁

"Gak ada jarak yang benar-benar memisahkan, Ga. Kalo lo butuh temen cerita, gua bakal ada. Nomor gua masih sama. Kita masih bisa jadi temen, selamanya"
Dari Maira untuk Anggara

"Kita terlalu muda buat mengenal cinta"
Dari Anggara untuk Maira

🍁🍁🍁

Berhari-hari setelah Anggara menyatakan perasaannya, ia mulai menjauhi Maira. Ia menghargai orang yang ada bersama Maira saat ini. Tak hanya Maira yang heran dengan perlakuan dingin Anggara, ketiga sahabat Maira pun bingung. "Seorang Angga yang bucin sama Maira bisa cuek?" kurang lebih seperti itulah pertanyaan yang sering Maira dengar. Tidak hanya dari ketiga sahabatnya, namun siswa lain yang tahu bahwa Anggara suka sama Maira ikut merasa bingung.

Hari ini, Maira dan ketiga sahabatnya ke sekolah. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah ingin dapat uang jajan plus kangen-kangenan sebelum berpisah. Seperti hari-hari biasa, mereka akan ke kantin untuk sarapan atau sekadar jajan. Tak sengaja Maira bertemu Anggara di sana. Tetap saja, ia berlaku dingin pada Maira.

"Heii. Apa kabar?" tanya Maira seraya duduk di samping Anggara yang sedang makan.

"Baik" jawabnya singkat.

"Ke kantin sendirian, Ga?"

"Yang lo liat gimana?"

"Hehe sendiri sih" jawab Maira sambil menggaruk tengkuknya

"Gak kerasa bentar lagi udah mau lul-" ucap Maira menjeda kalimatnya setelah melihat perubahan wajah Anggara semakin tak bersahabat.

"Oiyaa, abis ini lo mau lanjut di mana?" tanya Maira yang tetap berusaha menormalkan suasana. Sebenarnya ia sangat canggung, namun ia tak ingin hubungan pertemanannya dengan Anggara semakin renggang.

"Belum tau"

"Oh" jawab Maira sambil tersenyum kecut

"Lo gak nanya gua mau di mana?" tanya Maira lagi

"Tadi lo interogasi gua, sekarang lo mau diinterogasi balik?"

Maira terkekeh, namun Angga hanya menatap Maira malas membuat Maira kikuk. Maira sadar, alasan perubahan Anggara adalah karenanya.

"Maaf"

"Buat apa?" Anggara menghentikan makannya

"Yang waktu itu. Sampe buat lo berubah jadi dingin gini ke gua"

Anggara meneguk habis minumannya dan beranjak dari tempat ia duduk seperti merasa tak nyaman di samping Maira. Ketiga sahabatnya dan juga siswa yang ada di sana menatap bingung. Sepertinya Anggara benar-benar ingin melupakan Maira. Ia senang, tapi bukan cara seperti ini yang ia mau. Maira menolak perasaan Angga bukan berarti ingin bermusuhan dengannya. Anggara yang beranjak pergi dan diikuti Maira membuat orang yang ada di kantin menatap mereka berdua makin bingung. "Ada apa?"

"Anggaaa tungguu!!" pekik Maira saat Anggara berjalan semakin jauh.

Anggara berbalik. Menunggu apa yang akan dikatakan Maira.

Maira berjalan cepat mendekati Angga dan menariknya ke tempat yang tak ada siswa yang dapat mendengar obrolan mereka.

"Maaf" ucap Maira lirih setelah melepas genggamannya

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang