13. Lagi-lagi Angga

91 61 10
                                    

Bucin Insyaf chapter 13 update!!!
Bolehlah follow dulu ehehe
Makasih banyak buat viewer setia, setia nungguin author update cerita
Selamat membaca guys~

•••

"Ra, udah ngisi formulir belum?" tanya Aul

"Udah dong. Lo?"

"Udah. Ngumpulinnya kapan?"

"Bentar aja biar cepet"

"Yaudah"

"Bahas apa sih?" tanya Ika bergabung dalam obrolan

"Pengen balikin formulir"

"Cie calon nack nack komputer" goda Ika

"Lo udah daftar belum?" tanya Aul

"Belum buka pendaftarannya. Kayaknya lusa deh" Aul hanya mengangguk mendengar jawaban Ika

"Gua belum siap nih" sahut Aul dengan wajah berubah murung

"Belum siap apa?" tanya Maira

"Belum siap buat jadi orang ngangenin" jawab Aul nyeleneh.

Ika menoyor kepala Aul, "Jangan halu. Yang ada lo yang kangen ama gua"

"Mana ada yang bakal kangen ama orang kayak Aul. Ngangenin juga gua" balas Dania tidak mau kalah

Ika hanya mengipas-ngipas wajahnya. Merasa terganggu dengan Aul dan Dania yang nyeleneh. Sedangkan Maira hanya menatap layar hapenya tak peduli.

•••

Malam ini Maira, Sari dan Alia sedang asik bercengkrama di ruang keluarga. Hal sederhana yang selalu mereka lakukan untuk melepas lelah oleh kesibukan masing-masing. Mereka akan bercerita hal apa saja yang mereka lalui. Sekecil apapun itu, mereka selalu merasa bersyukur karena mereka masih bisa meluangkan waktu diantara banyaknya orang di luar sana yang sibuk mengejar uang hingga lupa waktu berharga bersama keluarga.

Dari kecil Maira diajar untuk hidup sederhana. Maira tak pernah menuntut lebih pada Mamanya. Punya waktu bersama, bertukar cerita, makan bersama sudah cukup dan menjadi hal yang akan selalu Maira syukuri.

Maira menganggap Mamanya sebagai sahabat terbaiknya. Namun untuk hal perasaan Maira masih sungkan.

"Raa. Formulir kamu gimana?" tanya Sari, Mama Maira

"Udah Rara kumpul, Ma. Tadi Rara bareng Aul kok"

"Baguslah. Pengumumannya kapan?"

"Ya masih lama dong, Ma. Mungkin sebelum hari kelulusan" jawab Maira membuat Sari hanya mengangguk paham.

"Mah, kalo udah SMA, Maira udah bisa pacaran belom?" tanya Maira iseng tapi tetap saja takut kalau Mamanya marah.

"Gaboleh" balasnya singkat

"Kenapa mah?"

"Gak ada yang mau sama kamu, Ra" jawaban Sari seketika merubah perasaan tegang Maira menjadi santai. Alia ikut terkekeh

"Yaelah Ma. Cantik gini masa gada yang mau"

"Memangnya kenapa? Rara suka sama orang?"

Maira hanya diam. Merasa putri sulungnya sudah mulai merasakan jatuh cinta seperti kebanyakan remaja seusia Maira, Sari berusaha memahamkan Maira.

"Belum waktunya kamu buat ngerti tentang perasaan, Ra. Mending fokus belajar, pertahanin nilai kamu, kalo bisa ditingkatkan"

"Rara gabakal tinggalin kok pelajaran, Ma"

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang