15. Ujian Maira

87 53 4
                                    

Update juga akhirnya :' Selamat bacaaa
.
.
.
.

H-3 ujian, SMP Athira mengadakan dzikir bersama. Para siswa kelas 9 berkumpul di aula. Kurang dari dua jam, dzikir berjalan khidmat dan dilanjutkan acara salim salaman para siswa dan juga para guru.

"Gak nyangka ya, bentar lagi bakal misah. Jangan lupain gua" ucap Maira pada ketiga sahabatnya.

"Iya nih. Makin gak siap jadi orang ngangenin" sahut Aul dibalas dengan tatapan sinis ketiganya.

"Sekehendak hati lo aja, Ul" cibir Dania

"Eh kalo nanti lo udah ada doi bilang ya. Awas kalo lo sembunyiin dari gua. Gua bakal marah" ancam Ika

"Dihh. Emang lo siapa?" sindir Dania

Maira hanya menelan saliva dan tersenyum kecut. "Iya iya" balasnya singkat.

Di sela asiknya mereka bercengkerama, tiba-tiba Anggara bergabung dalam obrolan mereka.

"Eh, Raa. Bentar pulang bareng gua yuk" ucap Anggara

Sontak ketiganya menatap Maira seperti menunggu jawaban. Maira menghela napas, "Gausah, Anggaa. Gua bisa pulang bareng Aul. Iyakan, Ul?"

Aul heran, "Maap, Ra. Gua pulang bareng Dania"

"Kalo lo?" tanya Maira pada Ika

"Gua dijemput. Lo kan tau sendiri, bunda overprotektif kayak gimana. Apalagi ini udah malem" jawab Ika membuat Maira menelan saliva merasa kalut. Ia sudah janji pada Ojan. Ia juga takut dengan pertanyaan Mamanya jika ia benar diantar teman laki-laki.

"Ya Allah tolong hamba" batin Maira

"Gimana, Ra?" tanya Anggara

"Iyain aja, Ra. Gua jamin Angga bakal anter lo sampe depan pintu. Percaya deh. Iyakan, Ga?" ucap Ika

Anggara hanya mengangguk semangat.

Belum sempat Maira jawab, hapenya tiba-tiba bordering...

"Siapa, Ra?" tanya Ika

"Alia, adek gua" balas Maira menatap layar hape

Ika hanya ber "Oh"

"Halo Ya, kenapa?"

"Ini Mama, Ra. Kamu tunggu di gerbang sekolah ya. Bentar lagi Om Aksa sampai. Jangan pulang dianter teman laki-laki, apalagi pulang sendirian, ini udah malem.. Kamu disitu aja sampe Om Aksa dateng"

Mendengarnya, sontak membuat senyum Maira mengembang,

"Alhamdulillah pertolongan selalu datang tepat waktu pada hamba yang terintimidasi" batin Maira

"Iya Maa, siaapp" jawab Maira semangat

"Kenapa, Ra? Jadi kan pulang bareng?" tanya Anggara

"Gausah repot-repot, Ga. Om gua udah jemput. Bentar lagi sampe kok"

"Oh gitu. Yaudah gua duluan" jawab Anggara berlalu meninggalkan Maira dan tiga sahabatnya.

Tak lama kemudian, yang ditunggu sudah datang.

"Gua pulang duluan ya, guys. Sampe ketemu hari ujian" ucap Maira seraya melambaikan tangan dan meninggalkan ketiga sahabatnya dan juga Anggara.

"Hati-hati bawa temen saya om. Maira kalo dibonceng banyak geraknya" ucap Dania yang hanya dibalas senyuman lebar dari Om Aksa sedangkan Maira hanya menatap malas.

"Raa" panggil Ika

"Ck. Apaan?" decak Maira

"Jangan lupa pegangan. Badan lo kurus, entar malah terbang lagi" kekeh Ika dan Aul. Maira hanya mengepalkan tangan pada mereka tanda kesal.

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang