28. Playboy Tengil

50 17 3
                                    

Happy reading✨

“Rara bersyukur meskipun mama sama papa udah pisah, tapi Rara dan Alia gak pernah kekurangan kasih sayang sedikitpun. Ya memang, Rara suka iri dengan temen Rara yang keluarganya masih utuh gak cerai berai, tapi Rara tetap bersyukur kok. Rara janji gak bakal ngecewain mama sama papa,” ucap Maira menampilkan senyum ikhlas.

Hati Sari teriris mendengar ucapan putrinya. Ia sadar akibat keputusannya membuat kedua putrinya menjadi korban perceraiannya dengan Arman. Sari mengusap kasar ketika setitik cairan bening jatuh ke pipinya agar tak membuat Maira khawatir.

Maafin mama sama papa ya nak,” batin Sari menatap putri sulungnya.

Deghaarrrr
Gemuruh petir membuat Maira tersontak kaget. Sejak kecil ia begitu takut dengan petir. Tanpa aba-aba Maira membawa dirinya dalam dekapan Sari dan menutup rapat telinga dengan kedua tangannya. Sari yang sudah hafal dengan kelakuan putrinya yang satu ini mendekap tubuh mungil Maira yang sedang ketakutan.

“Anak mama udah SMK tapi masih kayak anak kecil saja” ucap Sari menggoda putrinya.

“Ish mamaa!” keluh Maira. Sari hanya tersenyum mendengar suara manja khas Maira.

“Mama jangan tinggalin Rara kayak papa ya. Rara gak tau harus gimana kalo gak ada mama,” ucap Maira lirih.

“Iya sayang. Mama gak bakal ninggalin Rara sama Lia kok,” ucap Sari sambil mengusap lembut surai Maira yang panjang. Tanpa sadar sudah ada Alia yang berdiri di depan pintu.

“Ngapain pake agenda peluk-pelukan di teras kayak gini?” ucap Alia dengan berkecak pinggang.

“Apaan sih ganggu aja” sahut Maira.

“Kok gak ngajak Lia sih?” protesnya mendekati Sari dan Maira yang masih berpelukan.

Sari pun melebarkan tangan dan membawa putri bungsunya dalam dekapan. Hangat. Seperti itulah yang tergambar dari keluarga kecil mereka.

“Maafin mamah yang belum bisa memberikan yang terbaik buat kalian” ucap Sari memecah keheningan.

“Gak, Ma. Mama udah lakuin yang terbaik buat kami kok. Rara gak suka mama ngomong kayak gitu,”

“Iya mah, Rara benar. Alia bangga punya mama yang hebat,”

“Tidak sayang. Keputusan mama yang bercerai membuat kalian harus merasakan jauh dari papa kalian”

“Bubur gak akan berubah jadi nasi kembali mah. Lagipula Rara sama Lia juga udah bisa nerima keadaan kok. Pokoknya mama adalah mama yang terbaik buat kami,” ucap Maira melepaskan pelukannya.

Maira menatap dalam manik Sari, “Gak ada yang bakal gantiin mama di hati Rara dan Lia,” ucap Maira begitu tulus.

Mendengar penuturan kedua putrinya membuat Sari menangis terharu. Meskipun tak sedikit masalah yang ia hadapi, akan tetapi Sari begitu bangga memiliki dua putri yang hebat dalam hidupnya.

***

Di taman sekolah kini terdapat tiga sejoli Azriel, Arkan dan juga Bagas. Mereka sedang membahas sesuatu. Sesekali mereka tertawa keras tanpa menyadari orang sekitar menatap mereka yang sudah mirip dengan orang yang tidak waras.

“Cewe kalo ngambek tuh bagusnya dikasi apa?” tanya Azriel.

“Bunga kalo enggak coklat” jawab Bagas.

“Ya liat dulu cewenya kayak gimana. Siapa tau kutu buku. Kalo lu kasi dia buku, fix bakal langsung dimaapin tanpa babibu” sahut Arkan.

“Emang mau kasi siapa sih? Lo punya cewe? Korban mana lagi sih?” tanya Bagas.

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang