18. Pamit

73 47 4
                                    

Double up dong~ berapa vote untuk chapter ini? HEHE

"Angga nyatain perasaannya ke gua" ucap Maira lirih

Sontak Ika dan Aul menganga heran

"Santai aja dong" ucap Dania sambil menoyor pelan kepala Ika dan Aul

"Trus trus. Lo terima kan?" tanya Aul

"Enggak" jawab Maira singkat

"Loh kenapa, Ra? Berlian kayak Angga kenapa disia-siain?" tanya Ika

"Ini nih yang gua khawatirin" sahut Dania

"Diem dulu lo" ucap Ika pada Dania.

"Gua gak suka Angga, masih mau nanya?" ucap Maira

"Tapi kenapa, Ra?"

"Gua ada alasan yang belum bisa gua kasi tau ke kalian"

"Apaan sih main rahasiaan" ucap Aul

"Maira itu emang sahabat kita. Tapi bukan berarti dia gak punya privasi. Gak semua hal bisa Maira ceritain" timpal Dania menengahi membuat Ika dan Aul seperti berpikir keras.

"Trus Anggara jauhin lo karena lo tolak?" tanya Ika

"Enggak juga sih. Katanya dia mau terbiasa tanpa gua"

"Dia mau pergi jauh" lanjut Maira

"Kemana?"

"Lanjutin SMA di Samarinda. Minggu depan udah pergi"

"Haaaa?!!" pekik Aul dan Ika membelalakkan mata

"Udah gua bilangin, gak usah lebay" ucap Dania

"Dieem!!!" pekik Aul dan Ika bersamaan.

"Samarinda itu di Sumatera, kan?" tanya Aul mengundang kekesalan para sahabatnya

"Ul, lo kalo belajar jangan suka ngayal atau ghibah deh. Tolong" sarkas Dania

"Udah lupain Aul. Lanjut, Ra" ucap Ika

"Kenapa? Heran? Sama. Gua juga"

"Segitu patah hatinya Angga sampe ngejauhin lo?" tuduh Aul

"Bisa gak, lo berdua dengerin aja penjelasan Maira daripada menerka gitu?" ucap Dania

"Yaudah lanjut" titah Ika

"Gak kok. Dia emang mau lanjut di sana. Gua udah tanya alesan dia, dia mau tinggal bareng neneknya"

"Tapi dia kayak berubah jadi benci gitu ke lo. Gua perhatiin kok" ucap Ika

"Jangan suudzon lah. Lagipula gua gak berhak nahan-nahan dia. Gua bukan siapa-siapanya dia. Cuma temen"

"Lo gak nyesel gitu?"

"Nyesel udah nolak Insyaa Allah enggak. Tapi gua gak nyaman, pertemanan gua sama Angga jadi renggang. Padahal dia orang pertama yang gua kenal masuk SMP. Dia yang nolongin gua biar selamat dari amukan senior. Meskipun gua emang suka dingin ke dia, tapi tetep aja gua gak nyangka ternyata dia suka sama gua udah tiga taun"

"Hati Angga terbuat dari apa sih? Tahan bener sama Maira. Kalo gitu kan Angga biar buat gua aja" ucap Aul nyeleneh.

"Otak Anggara yang mirip Albert Einstein gak cocok sama otak lemot kayak lo" cibir Dania membuat Aul menatap tajam Dania

"Gilak lo, Ra. Lo gak peka atau emang bener-bener mati rasa?" tanya Ika

"Iyanih, orang kayak Angga malah ditolak. Kapan lagi lo dapat cowok dingin ke orang lain, tapi bucin ke lo doang? Cuma Anggara Putra, Mairaaa. Anggara doaaangg" ucap Aul, yang yahh u knowlah.. Alay

Bucin Insyaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang