"Anjir, lo mah nakut-nakutin aja." Bisik Nindi.

Setelah itu para sahabat sahabatnya menyalami dan memeluk mereka.

Beberapa saat kemudian Zahra dan Akbar pamit pergi.

Tiba-tiba dijalan perut Zahra berbunyi padahal ia sudah makan banyak saat kondangan tadi.

"Masih laper, Ra." Akbar terkekeh.

Zahra nyegir dan mengangguk, "Iya, makan dulu yuk."

Akbar mengangguk, ia menghentikan mobilnya di depan penjual bakso.

Mereka makan kembali.

Disela-sela makan Akbar mengajak Zahra ngobrol.

"Habis ini mau kemana? Mau jalan-jalan?" Tanya Akbar.

Zahra mengangguk, "Boleh, ke taman depan aja gimana? Sambil beli cemilan."

Akbar mendengus, "Makan mulu lo. Mentang-mentang habis ditinggal mantan nikah, pelampiasannya ke makanan."

"Ya dari pada pelampiasannya lukain tubuh, mending makan. Kenyang."

*****

Setelah mereka pergi ke taman, Akbar menghantarkan Zahra kembali ke rumahnya.

"Makasih buat waktunya, udah nemenin Zahra ngobrol-ngobrol sama beli makanan banyak banget. Sampe Zahra bingung mau habisin yang mana dulu." Girang Zahra.

Akbar terkekeh mendengarnya, "Sama-sama. Dua hari lagi gue jemput. Eh, besok ke rumah gue yuk, Mamah sama Papah katanya pengen ketemu lo." Ucap Akbar.

"Serius? Boleh-boleh, ada makanan kan?" Tanya Zahra sedikit bercanda.

"Makan mulu lo, tapi tetep aja kurus." Ejek Akbar.

Zahra menabok lengan Akbar, "Sembarangan gue ini ideal gak kurus. Lagian kalo lagi sedih pelampiasan gue ke makan."

Akbar mengangguk, "Bener sih bener. Gue salut sama lo wanita kuat, tangguh dalam masalah percintaan."

Zahra tertawa mendengar penuturan Akbar, "Suhunya ditinggal nikah."

"Taulah. Ya udah bye. Assalamu'alaikum. Besok gue jemput."

"Wa'alaikum salam."

Zahra masuk dalam rumahnya, ia melihat Arumi dan Fira yang sedang memasak, kemudian ia menghampirinya.

"Zahra bantuin ya?" Ucap Zahra menawarkan.

"Ish, gak usah. Kamu cape kan pasti habis kondangan." Ucap Arumi.

"Gak papa, Mah, Zahra malah seneng bisa bantuin Mamah sama Fira masak."

Akhirnya Arumi mengangguk, Zahra memotong motong daging ayam.

Ia akan membuat opor ayam, karena itu salah satu makanan yang harus tersedia dimeja makannya.

Setelah mengolah, Zahra memasaknya.

Disela-sela masaknya Arumi bertanya mengenai hal sensitif baginya untuk saat ini.

"Ra, Gus mu kayaknya suka sama kamu deh, pas Mamah sama Papah hadirin wisuda dia ngelihatin kamu terus, apalagi pas ngalungin medali buat kamu, uh romantis. Jadi pengen Mamah angkut buat jadi mantu Mamah." Ucap Arumi.

ZAHTHAR [END]Where stories live. Discover now