45. TIKUS SIALAN

290 60 33
                                    

¤▪☆▪¤
HAPPY READING
¤▪☆▪¤

Setelah jalan-jalan tadi, sebagian cowok memilih untuk pulang, dan yang sebagiannya lagi akan menginap di rumah Ethan. Mereka memilih menginap karena hari sudah larut malam. Selain it6 juga rumah Ethan lah yang dekat dari lokasi. Akhirnya mereka memilih untuk tidur di sana.

Di kamar tidur yang sudah tertata rapih, mereka tidur disana. Tempat tidur big size membuat mereka bisa satu kasur. Tapi, Fattah, Attar dan Erlangga memilih untuk tidur di lantai. Mereka enggan tidur satu kasur dengan Neshfal dan Fattan.

Suara dengkuran Neshfal dan Fattan itulah yang menjadi penyebab mereka memilih untuk tidur di lantai. Bahkan ketika di rumah, Fattah dan Fattan memilih untuk tidak satu kamar. Bisa-bisa setiap hari dirinya tidak bisa tidur.

"Ini si Daniel tumbenan langsung pulang" ucap Erlangga sembari menatap langit-langit kamar.

Semuanya menggeleng kecuali Neshfal dan Fattan yang sudah mulai tidur. "Gatau. Mau berak kali." balas Fattah seenaknya.

"Mau berak kok ndadak pulang. Disini juga ada toilet" balas Erlangga tak habis fikir.

"Brisik anjeng! Tidur napa. Ngantuk gue!" geram Attar yang sedari tadi tidak bisa tidur karena suara dengkuran Neshfal dan Fattan. Ditambah lagi dengan celotehan teman-temannya.

"Percuma tidur. Nggak akan bisa, kalo dua manusia itu masih bernyawa dan berdengkur" sahut Erlangga.

Ide jahil terlintas di otak Attar dan Erlangga. Mereka berdiri dan mengambil tissue yang ada di meja belajar Ethan. Berniat untuk menyumpel mulut dua cowok yang sialnya menjelma sebagai sahabatnya.

Tangan keduanya sudah mulai meremas tissue menjadi bulat. Bersiap untuk menyumpel mulut mereka berdua. Ethan dan Fattah yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

"Mamam tu tisu!" ucap Attar girang. Akhirnya suara dengkuran bisa hilang.

"Ketelen ya ketelen tu tisu!" ucap Erlangga ikut senang karena suara dengkuran berhasil mereka hilangkan.

Dua cowok itu bertos lalu merebahkan tubuhnya kembali di kasur bawah. Mereka semua bisa tidur dengan tenang tanpa adanya gangguan apapun.

Sudah di sumpel dengan tissue, dua manusia itu masih tetap saja mendengkur. Namun, dengkuran kali ini tidak sekeras yang pertama.

**********

Dilain tempat, setelah pulang dari Arborea Cafe, Arsya langsung pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan, ia melihat ada dua orang yang sedang duduk di taman dekat rumahnya. Karena kepo, ia pun mendekat ke arah dua orang tersebut dengan hati-hati. Matanya menelisik dua orang yang sepertinya ia kenali.

Ketika sudah hampir sampai, ia dikagetkan dengan kucing yang berlalu di depannya. Reflek ia langsung menutup mulutnya supaya tidak teriak. Cewek itu mengusir kucing itu dengan nada berbisik supaya suaranya tidak terdengar oleh dua orang itu.

"Huft, untung gue nggak teriak. Dasar kucing bikin gue jantungan aja." gumamnya.

Setelah bergerutu tidak jelas, telinga cantiknya ia gunakan kembali untuk menguping pembicaraan dua orang tadi dengan teliti. Ia kepo dengan apa yang menjadi topik pembicaraan dua orang karena berbicara dengan muka serius.

Deg!

Jantungnya berdetak kencang karena mendengar ucapan dua orang itu. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia dengar. Sungguh, ini diluar dugaannya selama ini. Daripada ketahuan, ia memilih untuk pulang ke rumah.

Sampainya di rumah, Arsya langsung membersihkan diri dan berjalan ke balkon kamar. Ia tidak bisa tidur karena mengingat obrolan dua orang yang berada di taman tadi. Sedang melamun, ia dikagetkan dengan kakak laki-lakinya yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya.

ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]Where stories live. Discover now