50. TERLALU CEPAT

401 66 120
                                    

HI GAIS! PA KABAR KALIAN? SEMOGA SEHAT-SEHAT YA. BUDAYAKAN SEBELUM ATAU SESUDAH MEMBACA ITU PENCET BINTANGNYA YAAA. KALO BISA SIH SAMA KOMEN SEKALIAN MWEHEHE💅

¤▪☆▪¤
HAPPY READING
¤▪☆▪¤

"Hust! Jangan ngomong gitu. Yaudah sini peluk. Tapi habis itu makan" ucap Arsya. Dibalas senyuman oleh Raditya.

Raditya langsung memeluk Arsya erat seperti tidak ingin melepaskan pelukan tersebut. Sampai-sampai cewek itu hampir kehabisan nafas. Perlahan, pelukan tadi mulai longgar.

Raditya menatap langit ruangan dengan nuansa putih itu sebentar. Kemudian ia menatap kedua orangtua dan adik perempuannya. Tersenyum. Itu yang Raditya tunjukan pada mereka bertiga.

Kemudian, Ia menatap Arsya yang berada di samping kanannya. Senyuman yang tadi di tunjukkan pada tiga orang itu kini bertambah manis. Ia menyuruh Arsya mendekat ke arahnya untuk ia pegang tangannya.

"Makasih ya, kamu udah mau bantu aku kembali sama keluargaku. Kamu udah sadarin aku dan mau lagi bersamaku. Mungkin, aku nggak akan bisa nemenin kamu sampai besok. Bahkan sampai nanti siang. Aku minta maaf sama semua yang pernah aku lakuin ke kamu." ucapnya.

"Gak usah ngomong kaya gitu, aku nggak suka, El. Aku udah maafin semuanya kok. Intinya kamu itu harus sembuh." balas nya.

"Aku udah nggak kuat, Kay. Urusanku di dunia juga sudah selesai. Impianku di dunia juga sudah terwujud. Jadi, aku udah tenang." ucap Raditya.

"Bang! Lo ngomong apaan sih? Gak usah ngaco kalo ngomong. Karena lo udah ngewujudin ini semua, ya sekarang lo harus menikmatinya." Sahut Oliv tak suka dengan ucapan kakaknya.

"Maafin abang, Dek. Maafin El juga Mah, Pah. Makasih kalian udah ngerawat El dengan sabar. Maafin aku yang belum bisa bahagian kalian. Maaf selama ini aku selalu bikin kalian kerepotan dan selalu menjadi beban kalian" ucap Raditya pada ketiga orang tersebut.

Kirania dan Michael mengangguk bersama. Perasaan mereka sudah campur aduk sedari tadi. Mereka merasa jika akan ada hal buruk yang menimpa keluarga nya.

Raditya kembali menatap Arsya. Dirinya merasa sangat bersalah pada cewek itu. Kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit. Seperti ditusuk-tusuk pisau tajam. Sebisa mungkin ia tidak merintih kesakitan di depan orang-orang yang ia cintai.

Nafasnya mulai tidak teratur. Ia tak berhenti mengucapkan kata maaf, maaf dan maaf. "M-maafin a-aku, ya?" ucap Raditya kepada semuanya dengan terbata-bata.

"Iya sayang, kita semua sudah memaafkan kamu. Maka dari itu, kamu harus sembuh. Jadi, kita bisa bersama-sama dan bahagia" ucap Kirania dengan menahan sesak di dadanya.

"S-sekali la-lagi m-maafin R-raditya"

Setelah mengatakan permintaan maaf, mata lentik Raditya langsung tertutup rapat. Arsya panik bukan main begitupun dengan kedua orang tua Raditya. Pasutri itu langsung memanggil Dokter Robby melalui alat. Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan tampaklah Dokter Robby yang memasuki ruang UGD.

Pria itu memeriksa pasien mulai dari mata, detak jantung, dan denyut nadi. Kirania, Michael, Arsya dan Oliv menunggu Dokter memeriksa Raditya di depan ruangan. Mereka semua cemas, takut terjadi apa-apa dengan anaknya.

Beberapa menit kemudian, pintu UGD terbuka. Kirania maju ke arah dokter tersebut dan menanyakan bagaimana kondisi putranya. Begitupun dengan Oliv dan Michael yang juga menghampiri dokter dan Kirania.

"Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya? Dia baik-baik saja kan Dok?" tanya Kirania penuh harap. Namun, dokter itu malah diam membisu. Tidak mengucapkan sepatah kata pun.

ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]Where stories live. Discover now