49. PELUK?

420 63 59
                                    

Hi! Pa kabar kalian? Jangan lupa sebelum / sesudah baca itu di vote yaa. Kalo bisa sekalian sama komen mwehehe. Lup kalian<3

¤▪☆▪¤
HAPPY READING
¤▪☆▪¤

Kini Arsya sedang duduk di sofa bersama dengan Friska untuk menunggu Vano turun dari kamarnya. Laki-laki itu sangatlah lama. Dari tadi tidak turun-turun. "Kakak kamu kok lama banget, Sya" dumel Friska.

Arsya mengedikkan bahunya. "Tau tu. Lelet banget jadi orang. Udah kayak siput aja" balas Arsya sewot. Tentu saja tingkah Arsya membuat Friska geleng-geleng kepala dan tersenyum.

"Kak Friska kenapa mau si pacaran sama Vano? Emang kak Friska tahan pacaran sama orang nyebelin kaya dia? Aku aja sebel lihat muka dia terus di rumah, apalagi nakalnya. Ih pengen tak hih!" oceh Arsya.

Cewek itu tersenyum. "Gatau. Aku juga bingung kenapa bisa suka sama kakak kamu" celetuk Friska.

Tidak lama kemudian ada suara bariton yang menggema di telinga dua perempuan yang tengah mengobrol. Siapa lagi kalau bukan Vano beserta sahabat lamanya.

"Hallo sayang!" sapa laki-laki dengan kaos hitam dan celana boxer.

Friska yang sedang asik mengobrol dengan Arsya pun menoleh ke sumber suara. Pandangan yang pertama dilihat adalah pacarnya, Vano. "Hai!"

"Kasihan sayangnya hilang" ledek Arsya.

Vano yang merasa di ledek menatap tajam orang itu. Ia melototi sang adik dengan tatapan matanya. "Brisik lo Yupi!" balas cowok itu.

Arsya membalasnya dengan menjulurkan lidahnya. Lalu ia bangkit dari duduk untuk pergi ke kamar. Malas sekali melihat orang-orang yang mau berpacaran. Sepertinya Dunia sedang tidak berpihak kepadanya.

Baru saja kemarin putus, ia sudah disuguhi dengan pemandangan tidak enak seperti ini. "Pacaran sono! Gue mau ke kamar lagi, Bye!" ucapnya.

Sebelum pergi, suara dari Friska terdengar. Cewek itu menahan Arsya supaya tidak pergi. "Sini aja, Sya, temenin aku" ucapnya dibalas gelengan kuat dari Arsya.

"Kamu kan sama temen kamu yang laki-laki itu. Kan nggak jadi nyamuk. Kita jadinya double date." kekeh Friska. Ia tahu, cewek cantik di depannya itu sedang berantem dengan Ethan. Ia juga tahu, kalau mereka berdua adalah sahabat lama.

"Heh! Enggak ya! Dia mah setan! Mana mungkin aku mau double date tapi pasangannya makhluk halus." ucapnya bergidik ngeri.

Vano menatap tajam adiknya. Mulutnya itu kalau bicara tidak pernah bisa mengerem. Selalu saja keblabasan. "Dek, jaga mulutnya!" peringatnya.

Arsya menyengir sambil mengangkat dua jarinya. Ia kembali duduk di sebelah Friska. Tak lama setelah ia duduk, Ethan pun ikut duduk di sebelah Vano. Mereka berempat mengobrol satu sama lain. Vano yang bosan dan ingin bersama pacarnya langsung berganti posisi dengan Arsya.

Kini Ethan duduk di sebelah Arsya. Keduanya hanya diam sembari melihat dua manusia yang sedang uwu-uwuan. Mereka hanya bisa meneguk ludahnya sendiri. Nasib jomblo memang kadang menyakitkan tapi kadang juga menyenangkan.

*****

Untuk memenuhi permintaan sang anak, pria paruh baya bernama Michael datang ke rumah keluarga Mahen. Pria itu akan meminta izin kepada keluarga tersebut untuk meminjam anaknya. Walaupun ragu, tapi apa salahnya untuk dicoba?.

Pria itu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang agar tidak membahayakan nyawanya. Tepat di depan rumah Mahen, ia pun turun dan memasuki gerbang rumah tersebut.

ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant