29. TENDANGAN MAUT

413 65 97
                                    

HI! PA KABAR SEMUA?
SEMOGA SELALU DALAM LINDUNGAN YANG MAHA KUASA YAA

HAPPY READING! VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!

¤▪☆▪¤

Arsya sedang duduk di sebelah Neshfal. Cewek itu tertawa akibat kelakuan Neshfal dan Fattan yang bobroknya kelewat batas. Sedang asyik bercerita, panggilan alam menjemputnya. Alhasil ia pergi menuju toilet yang ada disana untuk buang air kecil.

Cewek itu membuka pintu kamar mandi. Tepat di depannya ada cermin besar. Di dalam cermin itu ada tulisan 'Kamu harus mati! Arsya!'. Tulisan itu pun membuat Arsya berteriak sekencang mungkin.

Teriakan yang ia ciptakan membuat semua orang terlonjak kaget. Vano menghampiri adiknya disusul Ethan dkk. Namun, Vano menyuruh yang lainnya untuk tetap disana. Di depan toilet, Arsya sudah terduduk lemas karena teror itu.

"Lo kenapa?" tanya Vano panik sekaligus khawatir.

"I-itu" tunjuk Arsya.

Cowok itu melihat arah tunjuk Arsya. Vano terkejut dan tentunya syok berat melihat tulisan itu. Tangannya terkepal erat. Ia benar-benar emosi dengan semua teror yang menghantui adiknya. Bagaimana bisa ada yang menulis kalimat seperti itu di markas mereka. Ya asumsi bahwa orang dalam yang melakukan langsung muncul di otak dan pikiran Vano.

Jika pelaku sudah ketahuan, pasti akan ia habisi tanpa ampun. Berani sekali orang itu mengganggu, meneror dan membuat mental adiknya terganggu. Tapi, emosi atau apapun itu semua harus dia redam karena ada sang adik yang harus ia tenangkan.

Beberapa menit kemudian, Ethan bergabung dengan Vano. Cowok itu bingung kenapa kedua orang didepan nya berpelukan erat. "Kenapa Van?" tanya Ethan.

Vano hanya membalasnya dengan menunjuk arah cermin menggunakan dagunya. Ethan langsung berjalan menuju toilet. Ia pun terkejut melihat tulisan yang ditulis menggunakan lipstik. Cowok itu mengeja satu-persatu tulisan tersebut.

"Arsya di teror? Siapa?" gumam Ethan.

Cowok itu berjalan menuju Vano yang masih duduk di lantai depan toilet. Ia menepuk singkat punggung Vano, ketuanya. "Gue bakalan bantu lo buat cari siapa dalang semua ini. Masalah ini nggak usah diceritain ke siapa-siapa." ucap Ethan.

Vano membalasnya dengan anggukan ramah. Cowok itu sangat beruntung mempunyai teman seperti Ethan yang sangat peduli dengan keadaan sekitar. Sudah banyak kali ia ditolong oleh Ethan. Satu-satunya anggota terbaik.

Karena hari juga sudah mulai larut malam, akhirnya Vano memutuskan untuk pulang ke rumah. Cowok itu memboncengkan adiknya untuk sampai ke rumah atau tempat tujuan. Bisa dilihat dari raut wajahnya, terlihat begitu jelas cewek itu sangat kelelahan. Sebagai kakak yang masih mempunyai perasaan, Vano masih bisa merasakan apa yang sedang dirasakan sang adik. Ia benar-benar tidak tega melihat kondisi adiknya.

Setelah turun dari motor, Arsya langsung menuju kamar untuk istirahat. Kejadian di basecamp tadi membuatnya pusing. Semenjak kejadian teror kemarin sampai sekarang, dirinya menjadi sering pusing karena terlalu memikirkan hal itu. Entah sampai kapan teror-teror ini akan berhenti.

"Lo istirahat dulu. Nggak usah dipikiriin berlebihan soal teror itu. Gue sama Ethan bakal cari tau siapa pelakunya. Gue harap selama lo di sekolah jangan jauh-jauh dari Ethan."

"Tapi Kak---"

"Iya Sya. Gue tau lo nggak enak sama Fira. Tapi lo juga harus mikirin kondisi lo dong. Toh Ethan juga nggak suka sama dia. Ethan udah tau semuanya, dan cuma dia doang yang tau." potong Vano yang tahu arah ucap adiknya barusan.

ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]Where stories live. Discover now