22. DANAU DAN BALIKAN?

506 70 125
                                    

HI! PA KABAR?

HAPPY READING! VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!

Di danau kini sedang ada cowok dengan hodie putih dan celana jeans hitam. Cowok itu masih setia menunggu kedatangan mantan gadis nya. Sudah 2 jam lebih ia duduk di pinggir danau. Ia sangat berharap cewek yang ditunggu bisa datang menemuinya saat ini.

Namun, hasilnya nihil. Cewek itu sama sekali tidak datang ke danau yang sering mereka berdua kunjungi waktu berpacaran dulu. Memang salahnya sendiri juga sih mengajak mantan pacarnya yang kemungkinan besar tidak akan datang.

Ketika duduk sembari menunggu, tiba-tiba salah satu momen dimana ia dan mantan pacarnya berpacaran di danau ini tiba-tiba terbayang dipikirannya.

Flashback On

Di pinggir danau ada dua sejoli yang tengah duduk di atas karpet yang mereka gelar untuk piknik kecil-kecilan. Berbagai macam makanan dan minuman tertata rapih di hadapan mereka berdua.

"Yang ih jangan kebanyakan gulanya" gerutu Raditya.

Arsya melirik ke arah pacarnya itu. "Nanti teh nya nggak manis kalo gulanya sedikit, El" balasnya.

"Kamu udah manis jadinya gulanya gak usah banyak-banyak nanti aku overdosis loh." Balasnya dengan senyum menggoda.

Arsya memanyunkan bibirnya. "Tu kan gombal deh!" sungut cewek itu.

Raditya yang gemas dengan muka Arsya pun mencubit pipi serta hidung sang kekasih.

"Kamu nggak bosen pacaran sama aku?" tanya Raditya.

Kini cowok itu sedang tiduran dengan paha Arsya yang menjadi bantalnya.

"Yang harusnya nanya itu aku, bukan kamu. Kamu nggak bosen pacaran sama aku yang gini-gini aja?" tanyanya balik dengan mengusap rambut sang pacar.

"Kalo itu jangan tanya, aku nggak pernah bosen sama kamu. Kadang aku sempet mikir gini, aku tu kaya orang yang nggak cocok buat kamu. Aku anaknya bandel, suka berantem, playboy, suka bolos sekolah, suka buat onar, tapi kamu mau gitu pacaran sama aku. Aku bersyukur banget punya kamu yang selama ini mau bertahan sama aku." ucap Raditya.

"Nggak usah ngomong kayak gitu, El. Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu." ucap cewek itu.

"Aku yakin kamu mau berubah jadi anak yang lebih baik lagi. Buktinya kamu sekarang udah jarang masuk BK, bahkan enggak pernah kan?" lanjutnya.

"Kamu juga selalu bikin aku bahagia, El. Aku lebih ber-syukur punya pacar yang baik dan perhatian kayak kamu." lanjutnya lagi dengan senyum haru.

Raditya bangun dari tiduran nya. Cowok itu menatap hangat sang pacar dan menggenggam erat tangannya.

"Tapi aku bukan kayak orang yang lain Kay. Aku aja nggak akur sama Ayah. Keluarga ku hancur Kay. Aku nggak punya siapa-siapa selain kamu." sahut Raditya.

"Kadang aku iri liat Papa sama Mama kamu juga Bang Vano yang selalu perhatian ke kamu. Aku juga pengen kayak gitu, Kay. Tapi itu semua mustahil kan?" lanjut cowok itu dengan senyum getir.

"El?" panggil Arsya pelan.

Jika Raditya sudah menceritakan tentang keluarganya, ia juga turut sedih mendengar itu semua. Bukan apa-apa, dia sebenarnya tidak terlalu paham dengan apa yang dialami cowok itu karena tidak mau bercerita. Ya sudahlah, ia hanya mampu memberi support untuk sang kekasih.

"Dengerin aku ya? Asal kamu tahu, sebenarnya nggak ada yang mustahil di dunia ini. Tapi, itu semua kalau kamu mau usaha buat berubah. Aku yakin, pasti Papa kamu bakalan hangat lagi ke kamu kayak dulu.

ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang