07. KERJA KELOMPOK

677 76 57
                                    

HAPPY READING! VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!

Vano menyodorkan handphonenya. "Ini bukan?" tanya laki-laki itu.

Arsya mendekat ke arah Vano supaya bisa melihat foto yang ingin kakaknya tunjukkan pada dirinya. Sebelum melihat siapa yang ada di handphone Vano, ia terkejut karena teriakan Lina dari dapur.

"ARSYA, SINI NAK! BANTU MAMAH!" teriak Lina.

"IYA MAH BENTAR" balas Arsya juga ikut berteriak supaya terdengar sampai lantai satu.

"Ntar ya Nu, Mama panggil. Bye Panu!" ucap Arsya pada Vano dan diiyakan oleh cowok itu.

Cewek itu langsung melenggang pergi meninggalkan kakak laki-lakinya yang tengah duduk di balkon kamar. Sampainya di dapur, ia menghampiri Lina yang sedang mencuci sayuran. Seolah tau apa yang wanita itu mau, ia pun membantu Lina memasak.

Di dalam kamar, cowok bernama Vano sedang bergulat dengan pikirannya. "Ethan?" gumam Vano bertanya pada diri sendiri.

Daripada memikirkan hal yang membuatnya pusing, ia lebih memilih untuk pergi bertemu dengan teman-temannya.

"MAH VANO PAMIT, MAU MAIN" pamit Vano kepada Lina dengan berteriak seraya berlari kecil menuju ruang dapur.

Lina yang sedang mencicipi masakan tersedak karena teriakan putranya. Arsya segera mengambilkan air minum untuk Lina.

"Makasih sayang" ucap Lina.

"Sama-sama Mah" balas Arsya hangat lalu menatap tajam sang kakak.

"VANO! LO O'ON YA!" bentak Arsya.

"Apa si Pi? Gajelas lu!" sinis Vano.

"GAJELAS PALAU BENJOL? MAMAH KESEDAK GARA-GARA LO GOBLOK!"

"HA? Serius lo? Gue nggak tau. Mamah, maafin Vano, aku bener-bener nggak tau kalo Mamah lagi nyicip makanan" ucap Vano menyesal.

"Hi? Siriisin li? Gii gik tii" sinis Arsya membuat Vano menahan tawa. Kelakuan Arsya yang seperti ini membuat mood nya bertambah.

"Arsya udah sayang, kakak kamu kan nggak tau" ucap wanita itu menengahi.

"Tau ah. Pokoknya, Vano nggak boleh pergi. Titik! Ga pake koma!" balas Arsya tak mau dibantah.

"Bentaran doang masa nggak boleh" balas Vano lesu. Ya masa setiap mau main, selalu dihalangi oleh adiknya yang satu ini. Sungguh menyebalkan.

"Pokoknya enggak!" jawab Arsya bersidekap dada.

Vano menghela nafasnya perlahan. "Ya udah iya, gue nggak pergi" finish Vano.

Arsya menampakkan senyum kemenangan. Akhirnya ia bisa membatalkan rencana Vano yang akan pergi main malam ini. Mereka semua makan bersama di ruang makan setelah Mahen pulang kerja.

*******

Kelas XI IPS 1 ditugaskan oleh Pak Slamet untuk membuat karya dari kardus bekas. Pembagian kelompok sudah ditentukan oleh Pak Slamet sendiri. Setiap kelompok terdiri dari dua orang.

Kelompok 1, Attar dan Fira.
Kelompok 2, Neshfal dan Clarissa.
Kelompok 3, Ethan dan Arsya.
Kelompok 4, Fattah dan Divya
Kelompok 5, Fattan dan Raani.

Semua keputusan yang sudah ditentukan Pak Slamet tidak bisa di ganggu gugat. Waktu pengerjaan proyek hanya diberi waktu dua hari.

Sepulang sekolah, Arsya, Divya, Clarissa, Fattan dan Attar melaksanakan piket kelas. Seperti biasa, yang mengerjakan piket hanya anak perempuan. Yang laki-laki hanya duduk memperhatikan. Sudah ditegur, tapi mereka terlalu keras kepala. Koar-koar pun hanya menguras tenaga.

ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang