64. Pelukan

Mulai dari awal
                                    

Evelin bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hal apa yang akan ditunjukkan oleh Green kepadanya. Apakah tempat yang memiliki banyak bintang? Atau sebuah hamparan bunga? Atau tanaman yang sangat langka? Entahlah Evelin bingung.

Mereka berhenti di sebuah tempat yang sangat indah. Itulah yang berada dipikirin Evelin. Ia tak menyangka bahwa di hutan ini adalah sebuah danau kecil dengan air yang sangat bersih. Di tepi danau itu ditumbuhi bunga warna-warni yang sangat indah. Lalu tak jauh dari danau itu terdapat sebuah bangku yang tak terlalu besar. Di samping bangku itu terdapat bunga melati yang tumbuh dengan baik. Sangat menenangkan.

"Apakah kau mengingat tempat ini?" tanya Green. "Aku tidak berharap kau mengingatnya. Namun dulu kau akan sangat senang bila datang kemari," lanjut pria itu menatap danau lamat-lamat. Ada banyak kenangan indah di danau itu bersama Evelin.

Evelin tersenyum miris, sangat beruntung Evelin asli yang memiliki seorang pria yang sangat mencintainya.
"Tentu saja aku mengingatnya," ucap Evelin yang mampu membuat Green menoleh kepadanya.

Pria itu tampak bahagia.
"Benarkah?" tanyanya memastikan. "Kau tahukan aku sangat mencintaimu. Setiap hari, setiap waktu, aku takut kehilanganmu," pria itu memeluk Evelin dengan erat. Hembusan angin segar menerpa wajah Evelin yang membuat gadis itu tersadar. Ia membalas pelukan Green dengan satu tangan. Karena tangannya yang lain memegang busur. "Apa yang kau lakukan dengan kakak ketiga tadi malam? Apakah aku harus seperti kakak ketiga agar kau mau tidur denganku?" tanya Green rendah.

Gluph!
Evelin menelan salivanya. Bagaimana Green bisa tahu?
"Tidur? Dia hanya bertanya tentang kakakku," alibi Evelin.

"Tidak masalah kau membohongiku," jeda Green. "Aku akan selalu mencintaimu apapun keadaannya," bisiknya. Setelah itu ia melepaskan pelukan itu. Pelukan hangat yang sangat ia rindukan.

Evelin menetralkan detak jantungnya yang tak normal. Setiap kali dipeluk ataupun berdekatan dengan pria tampan kenapa dirinya akan seperti ini?
"Green, sepertinya aku harus melanjutkan berburu. Em kau juga harus melanjutkan, lihatlah pelayan pribadimu disana! Dia sepertinya sudah lelah menunggumu," papar Evelin.

Green mengangguk, ia akan kembali berburu. Ia tidak ingin dikalahkan oleh pangeran lain. Pria itu berpamitan kepada Evelin.

Gadis bersurai emas itu menatap Bella yang berjalan ke arahnya setelah kepergian Green dan pelayan pribadinya.

"Nona, sepertinya pangeran keempat sangat menyukai nona," celetuk Bella.

"Dia menyukai nonamu yang asli, bukan aku Bella," sahut Evelin. "Apakah Ivory-"

TENG!

Lonceng dibunyikan menandakan sudah satu jam dilewati dan waktu hanya sisa dua jam.

"Apakah kau melihat Ivory, Bella?" ulang Evelin karena tadi sempat terpotong oleh bunyi lonceng.

"Sepertinya sebentar lagi Nona Ivory datang,"

Evelin mangut-mangut. Ia dan Ivory tidak menentukan tempat untuk mereka bertemu di hutan ini. Ivory mengatakan kepadanya bahwa gadis itu bisa menemukannya dengan cepat. Tentu saja Evelin yakin, soalnya Ivory memiliki penglihatan yang tajam. Jika digabungkan dengan teknik terbangnya maka akan dengan mudah menemukan gadis bersurai emas dan merah.

Benar saja, tak lama setelah itu Ivory mendarat bersama dengan prajuritnya. Gadis itu melemparkan sebuah pakaian kepada Evelin.
"Cepatlah berganti," perintahnya.

Evelin menangkap pakaian itu. Ia hanya melepas mantelnya dan memakai pakaian berwarna... jingga?! Ivory kenapa membelikan pakaian berwarna itu? Ah tapi sudahlah. Pakaian berpanahnya tidak ia lepas karena pakaian itu cukup menempel pada tubuhnya. Jadi tidak akan menganggu. Sedangkan Bella, gadis itu juga melakukan hal yang sama. Bedanya Bella memakai pakaian pria sebelum memakai gaun. Jadi gadis bersurai merah itu hanya tinggal melepas gaunnya saja.

Setelah itu Evelin buru-buru merias dirinya, Ivory, dan Bella secara berganti. Tentu saja alat rias dari dunia modern itu tadinya dibawa oleh Bella.

Lalu ketika sudah selesai, Ivory memegang Evelin untuk terbang pergi dari sana. Sedangkan Bella terbang bersama prajurit milik Ivory.

TBC...

🔄🔜

JIKA KALIAN MENYUKAI ATAU MENIKMATI CERITA INI HARAP VOTE DAN KOMEN Y GUYS!
KARENA HAL ITU SANGAT MENDUKUNG SAYA DALAM MENULIS!

Banyak typo dan kalimat yg tidak pas harap dimaklumi :)

Terima kasih buat readers yang selalu vote maupun komen 💜

Sebelumnya makasih yg udh baca cerita ini, aku terharu dari antusias kalian yg selalu vote dan komen. Dan bisa tembus 50K pembaca T_T

Gmna?
Lanjut gk nih?
Maaf guys spoiler dichap sebelumnya gk sepenuhnya buat chap ini
Dapet 10 komen bakalan langsung up guys!

Spoiler Next Chapter :
1. Evelin & Ivory benar-benar beraksi, klo di chap ini kan baru mau memulai aksi
2. Bakalan ada satu pria yang mengejutkan. Tebak siapa?

Jangan lupa komen!
Thanks ^^

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang