41

91 29 83
                                    

Happy reading
||

Seorang gadis duduk di halte depan kampus menunggu kedatangan seseorang yang katanya akan menjemput dirinya. Namun sudah dua jam lamanya ia menunggu tidak kunjung datang.

Tidak ada angkot maupun taksi yang lewat. Mau pesan gojek tapi tidak memiliki aplikasinya.

Ia terus menggerutu kesal, awas saja kalau sampai ia tidak datang menjemputnya siap-siap tidur di luar.

Kalau tau begini ia akan nebeng sama Kenant saat di tawari tadi. Gadis itu adalah Nesa.

Sebentar lagi hujan akan turun. Namun, Kivant belum juga datang menjemputnya.

"Aish, dia kemana sih? Gue telpon nomor nya nggak aktif. Apa iya dia lupa?"

Nesa menggesek-gesekkan kaki nya di tanah. Berapa lama lagi ia akan menunggu? Ia sudah cape ingin rebahan perutnya juga sudah keroncongan.

Guntur menggelegar di atas sana yang menandakan sebentar lagi hujan akan turun.

Nesa menatap langit yang mulai menghitam dan perlahan rintik hujan mulai turun membasahi sebagian permukaan bumi.

Untungnya tempat ia duduk beratap jadi hujan tidak mengenai dirinya.

Memeluk lengannya yang terasa dingin yang hanya tertutup kain tipis. Ia lupa memakai jaket.

Jam setengah empat hujan belum juga memperlihat tanda-tanda akan reda. Semakin ke sini semakin deras saja. Nesa hanya menghela nafas gusar.

Sepertinya hari ini nasib baik tidak berpihak padanya.

Tidak berselang lama sebuah mobil melaju ke arahnya berhenti tepat di depannya. Ia tau siapa pemilik mobil itu.

Perlahan seorang pria tampan berbadan jangkung turun dari mobil mendekat ke arahnya.

Nesa hanya memasang muka galak seolah-olah ingin memakan orang yang ada dihadapannya ini.

"Maaf," ujar orang itu setelah berdiri di samping Nesa.

Apa katanya? Maaf? Tidak semudah itu markonah.

"Lo tau berapa jam gue duduk d tempat sepi ini?! Nggak ada angkot maupun taksi yang lewat. Kalau memang nggak mau jemput jangan buat janji," omel Nesa.

Dia sangat kesal dengan orang di depannya ini sampai-sampai ia lupa sedang berhadapan dengan suaminya dan menggunakan kata "lo,gue" yang dilarang keras Kivant sejak mereka pacaran.

Jam segini baru datang menjemputnya. Apa kerjaannya begitu penting sampai dirinya di lupakan begitu saja?

"Maaf, sayang." Kivant meraih tangan Nesa namun Nesa menepisnya, ia terlanjur kecewa.

"Maaf mu nggak akan mengubah segalanya."

"Aku tau aku salah tapi maafin aku ya? Tadi ada meeting yang tidak bisa ku tinggalkan."

"Tapi kan bisa kasih tau aku, ini apa? Di hubungi nggak aktif. Apa kerjaan mu sepenting itu sampai istri sendiri di lupain?"

"Bukan gitu, tadi aku lupa ngabarin kamu dan pas aku liat ternyata Hp ku mati."

"Halah, alasan saja kamu." Nesa berlalu masuk dalam mobil.

Ia tidak butuh penjelasan yang ia butuhkan adalah istirahat badannya sangat letih perutnya lapar.

Cuma tadi pagi ia mengisi perutnya dan ini semua gara-gara suami nya yang nyebelin ini.

Nesa memasang wajah cemberut tidak ada senyum sama sekali.

Cinta Neslia (End)Where stories live. Discover now