40

72 20 49
                                    

Happy reading
||

Sudah seminggu lamanya Nesa dan Kivant memulai hidup baru sebagai sepasang suami istri.  Selama itu pula menikmati masa-masa indah pernikahan.

Cuti yang mereka ambil berakhir kini saat nya kembali ke aktivitas masing-masing.

Nesa yang kembali kuliah dan Kivant kembali ke kantor.

"Sayang , bangun." Nesa mengguncang tubuh Kivant pelan.

"Lima menit lagi, sayang."

"Sudah jam enam loh, nanti kamu kesiangan ke kantor nya."

"Hmmm."

Sangat susah membangunkan pria ini.

Nesa membuang napas lelah. Sudahlah mungkin dia capek.

Nesa kembali ke dapur melanjutkan acara memasak nya yang tertunda. Menu kali ini sangat simpel hanya ayam kecap, sayur sup, sambal, dan lontong sayur.

Simpel tapi rasanya  di jamin enak.

"Pagi, sayang." sapa Kivant melingkarkan kedua tangannya di pinggang Nesa.

Hal ini bukan kali pertama Kivant lakukan melainkan semenjak mereka menikah dan menempati rumah sendiri sikapnya jadi seperti ini.

Jadi Nesa sudah tidak canggung lagi.

Mengenai kepindahan, mereka pindah setelah tiga hari pernikahan. Menempati apartemen milik Kivant.

Awalnya Kivant ingin membeli rumah baru, tapi mengingat ia akan memboyong Nesa ke Jepang setelah hari kelulusan Nesa nanti ia mengurungkan niatnya.

"Pagi. Duduk dulu." Kivant menurut.

"Mau menu apa?"

"Apa saja. Semua masakan mu enak."

Makan dalam keheningan itu lah yang mereka alami.

Selesai sarapan mereka siap-siap untuk pergi. Nesa kuliah dan Kivant kerja.

"Hari kelulusan mu, kapan?" tanya Kivant.

"Belum tau masih ada satu mata kuliah yang belum selesai," jawabnya.

Nesa mengambil alih dasi di tangan Kivant lalu memasangkannya dengan telaten. Kivant menatap Nesa penuh cinta. Ia sangat beruntung mendapatkan seorang istri yang sangat perhatian padanya.

Setelah melewati banyak rintangan akhirnya ia mendapatkannya.

"Tak akan ku sia-siakan," batinnya.

"Selesai." Nesa menepuk tangannya senang sudah menyelesaikan mengikat dasi milik sang suami.

"Pintarnya istriku." Kivant mengacak rambutnya.

"Jangan di acak ntar berantakan."

"Yaudah, ayok berangkat." 

Nesa menarik tangannya Kivant. Namun, tiba-tiba Kivant menghentikan langkahnya yang otomatis Nesa ikut menghentikan langkahnya.

Kivant meneliti penampilan Nesa dari atas sampai bawah.

Nesa di buat bingung dengan tingkah suaminya. Apa pakaiannya ada yang salah?

"Tunggu dulu." Kivant berjalan menuju meja rias mengambil tisu.

"Apa lagi?"

"Jangan terlalu cantik, aku gak ingin istriku dipandang oleh pria lain. Nantinya mereka terpesona."  jawab Kivant sambil mengusap wajah istrinya pakai tisu mengurangi sedikit make up yang dipakai.

Cinta Neslia (End)Where stories live. Discover now