8.

71 16 2
                                    

Happy reading

||

Hari berganti dengan terangnya rembulan malam yang menerangi gelapnya malam. Bintang-bintang bersinar terang di angkasa.

Nesa yang baru saja menuntaskan belajarnya berjalan menuju balkon kamarnya.

Dia menatap langit malam yang di penuhi bintang-bintang yang indah.

"Hai, kamu apa kabar? Di sana kamu lagi apa? Ada masalah apa hingga kamu nggak bales surat aku?"

Tidak terasa setetes air mata jatuh di pelupuk mata sipit Nesa. Sudah sebulan lebih terhitung. Selama itu juga Nesa tiada henti-hentinya mengirim surat pada sang pujaan hati. Kivant.

Semua perasaannya selama ini ia curahkan pada surat itu. Bercerita kehidupannya saat ini. Tetapi apa yang dia dapat? Hanya penantian yang 'tak kunjung terbalas.

"Kamu muak ya, dengan surat-surat yang ku kirim? Huft."

Entah sudah berapa kali Nesa menangis hanya karena tidak mendapat kabar dari Kivant sahabat sekaligus pujaan hatinya di Jepang sana.

Dear dairy

Masih tentangmu. Kamu yang sudah berhasil meluluhkan hati ini walau 'tak pernah jumpa. Kamu tahu nggak di sini aku selalu memikirkanmu.

Ya, aku tahu aku bodoh sudah jatuh cinta padamu yang 'tak ku tahu latar belakangmu. Tapi bukan kah cinta tidak memandang itu? Aku cinta sama kamu tanpa alasan.

Sudah sebulan lebih loh kamu nggak ada kabar. Sekedar bales satu surat aku aja nggak.

Mungkin nggak sih kalau kamu itu sudah punya kekasih? Ahhh rasanya sulit banget kalau memikirkanmu.

Hari-hariku mulai suram sejak kamu hilang kabar. Sekarang apa yang harus aku lakukan kalau kamu udah nggak sama aku.

Harapan aku semoga kamu baik-baik dan sehat selalu di sana.

Aku yang merindukamu 🖊🖊

Nesa menutup bukunya lalu kembali menatap indahnya langit.

Dret ... drettt.

Dering ponsel membuyarkan lamunan Nesa.

"Hallo, ini siapa ya?" tanya Nesa pada orang yang menelponnya sebab kontak itu tidak terdaftar di ponselnya.

"Tidur," ujar orang di sebrang sana.

"Ini siapa?" Nesa masih sabar menghadapi orang itu.

"Masa depanmu."

"Maaf anda salah sambung."

"Tidur Nes udah malam."

"Siapa?"

"Kivant."

"What! Kamu dapat di mana nomor saya?" Nesa kaget saat tahu siapa yang menelponnya.

Dari mana pria ini mendapatkan nomornya? Perasaan dia tidak pernah memberikannya.

Cinta Neslia (End)Where stories live. Discover now