Part 4

187K 22.8K 674
                                    

Di sebuah ruangan terlihat sosok pria rupawan sedang berkutat dengan berkas di mejanya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Di sebuah ruangan terlihat sosok pria rupawan sedang berkutat dengan berkas di mejanya. Pria dengan postur tubuh tinggi dan tegap, walau berbalut kemeja ototnya tercetak dengan jelas menandakan jika pria tersebut memiliki kualitas hidup yang baik dan sering berolah raga. Pria tersebut memiliki struktur wajah yang tergolong tampan. Sorot mata yang tegas, alis hitam tebal, hidung mancung dan bibir tipis. Satu kata untuk pria tersebut yaitu sempurna.

Setelah menikah beberapa bulan yang lalu, Liam disibukkan dengan pembanguan resort miliknya. Selama berada di luar kota, Liam menempati sebuah rumah untuk dirinya singgah selama pembangunan resort selesai.

"Anda memanggil saya, Tuan Liam?" Han asisten Liam menemui Tuannya.

Liam menaikkan pandangan sesaat ke arah Han dan tangannya tetap sibuk dengan berkas di mejanya. "Bagaimana keadaan rumah? Apa ada masalah?" Walau ia tidak bisa pulang ke rumah dua bulan ini, Liam selalu memantau keadaan rumah serta Jillian yang berstatus sebagai istrinya.

"Tidak ada masalah di rumah, Tuan." Jawab Han.

"Bagaimana dengan Jill?"

"Saya mendapat laporan dari pelayan jika belakangan ini Nona Jill sedikit berubah dan disibukkan dengan kegiatan barunya." Han menjelaskan menurut informasi yang ia dapatkan dari rumah.

Liam menatap Han dan mengerutkan dahinya.
"Kegiatan apa?" Tanyanya yang sedikit bingung.

"Seperti memanggil instruktur yoga, sering pergi ke klinik kecantikan dan salon. Selain itu Nona Jill juga mengubah semua menu makannya dengan menu sehat." Jawab Han.

"Bukankah itu semua bukan kebiasaan Jill?" Tanya Liam heran. Hal tersebut memang biasa di lakukan oleh wanita, tapi selama menikah dan mengamati Jillian beberapa bulan ini hal tersebut bukanlah kebiasaan Jillian.

"Semua itu sudah rutin di lakukan Nona Jill beberapa minggu ini, Tuan."

Liam menganggukkan kepalanya, "Han, kau sudah berbicara dengan pihak pelaksana?"

"Sudah Tuan, tidak lama lagi proyek kita selesai." Jawab Han.

"Baiklah kau boleh pergi."

Sepeninggal Han, Liam menyandarkan punggungnya ke kursi dan memijat keningnya karena merasa lelah. Liam adalah sosok pria yang penuh ambisi dan pekerja keras, walau dirinya sudah menikah ia tetap menghabiskan waktunya untuk bekerja.

"Masuk." Ucap Liam ketika ruang kerjanya di ketuk dari luar.

"Sibuk?" Tanya seseorang yang masuk ke dalam ruangan Liam.

"Kau sudah datang, Felix?" Liam beranjak dan memeluk temannya tersebut. "Duduklah." Liam menuangkan wine ke gelas untuk menjamu Felix.

"Aku hanya mampir sebentar, besok aku akan kembali. Sampai kapan kau disini?" Felix kebetulan berada di kota tersebut dan ia menyempatkan diri mengunjungi Liam.

Second Life Changes EverythingTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon