Part 20

172K 20.2K 860
                                    

Terhitung sudah dua minggu sejak kaki Jillian cidera, kakinya sudah bisa di gunakan dengan normal saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah dua minggu sejak kaki Jillian cidera, kakinya sudah bisa di gunakan dengan normal saat ini. Waktu yang tidak sebentar, Jillian bersyukur suaminya begitu telaten merawatnya. Rutin mengompres kakinya dengan air es, mengoleskan salep secara berkala, dan mengingatkannya untuk minum obat.

Hubungan Liam dan Jillian juga berkembang pesat. Mereka tampak akrab. Sering mengobrol bertukar pendapat, tidak jarang mereka juga sering bercanda. Inilah cara pendekatan keduanya, akan menyamankan diri terlebih dahulu dan menunggu benih-benih cinta muncul di antara mereka.

Sudah di pastikan mereka memiliki visi misi yang sama. Liam dan Jillian sama-sama mempunyai ketertarikan dan berusaha membuka hati satu sama lain.

Jillian terlihat sedang menyiapkan keperluan suaminya. "Liam, aku tidak tau kau akan menyukai pilihanku atau tidak."

"Aku akan memakai apapun yang kau pilihkan, Jill." Jujur Liam. Tentu saja ia akan menghargai perhatian Jillian padanya.

Jillian membalikkan tubuhnya, ia belum siap melihat tubuh suaminya. Hubungan keduanya memang tidak terlihat canggung lagi, namun hanya berlaku untuk sekedar berkomunikasi, tidak untuk yang lainnya. Jillian berpura-pura merapikan tempat tidur, tidak menghiraukan Liam yang berganti di belakangnya.

Liam tersenyum melihat tingkah Jillian. Istrinya tersebut masih malu-malu. Sepertinya, pendekatan yang ia lakukan masih kurang, ia juga harus mengajarkan Jillian supaya terbiasa karena istrinya masih begitu polos.

"Jill, bantu aku mengancingkan kemeja dan memakai dasi." Titah Liam.

Jillian pun tidak menolaknya. Ia mendekat pada Liam dan melakukan perintah suaminya.

"Kau tidak keberatan bukan, melakukannya setiap hari?" Liam bertanya dengan ambigu.

"Seperti ini?" Tanya Jillian.

Liam mengangguk.

"Sudah menjadi tugasku, Liam." Tentu saja Jillian tidak keberatan menyiapkan pakaian untuk suaminya.

" Tentu saja Jillian tidak keberatan menyiapkan pakaian untuk suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya saling melempar senyum dan menatap dalam jarak begitu dekat.

"Sepertinya kau bersungguh-sungguh dalam melayani suamimu?" Goda Liam.

Second Life Changes EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang