Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya, dianggap menjijikan oleh semua orang dan akan diceraikan suaminya karena di fitnah berselingkuh.
Bunyi klakson terdengar ketika...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Nona, ada tamu yang ingin menemui Anda."
Jillian menekan tombol treadmill agar berhenti. "Siapa, Ana?" Tanyanya sembari menyeka keringat yang bercucuran setelah berolah raga.
"Nona Gabby dan Nyonya Rosa, Nona." Jawab Ana.
Jillian mengerutkan dahinya, "untuk apa mereka kesini?" Batin Jillian. "Aku akan menemui mereka, Ana. Tolong buatkan minuman untuk tamu kita."
"Baik, Nona."
"Pagi Ma, gabby." Sapa Jillian ketika menghampiri mereka di ruang tamu.
Rosa mematung menatap Jillian di dekatnya, "bagaimana bisa dia berubah secantik ini?" Batin Rosa.
Gabby menyenggol lengan mamanya karena sedari tadi hanya terdiam menatap Jillian.
Rosa tersenyum kaku dan segera menguasai dirinya. "Oh..Jill, anakku." Rosa mendekat memeluk Jillian.
"Seharusnya dia menjadi artis." Batin Jillian yang melihat acting mama tirinya.
"Maaf jika aku menyambut kalian dengan pakaian seperti ini." Jillian masih memakai sport bra seusai olahraga paginya.
"Kami yang datang kesini tanpa mengabarimu terlebih dahulu, Jill." Rosa memasang raut wajah bersahajanya.
Gabby sedari tadi mengamati Jillian. Dengan pakaian olahraga ketat seperti sekarang, Jillian justru semakin cantik dan seksi. Gabby melirik tubuhnya sendiri. "Mulai hari ini aku harus rajin berolah raga." Ucapnya dalam hati yang iri melihat keseksian Jillian.
"Gabby, ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Jillian setelah melihat wajah bodoh Gabby.
"Ah tidak, Jill. Sudah lama kami tidak berkunjung kesini, kau juga jarang pulang ke rumah." Bohong Gabby setelah ketahuan memperhatikan Jillian.
"Benar, Jill. Sesekali menginaplah ke rumah." Sahut Rosa.
"Iya, kapan-kapan aku akan menginap." Jillian tersenyum rama menanggapi mereka. "Ma, Gab. Ayo di minum." Ramah Jillian menawarkan teh yang di sajikan pelayannya.
"Jill, aku ingin bertanya sesuatu." Gabby berdehem sebelum bertanya karena pertanyaan yang ia ajukan sama saja memuji Jillian. "Mukamu terlihat cantik sekarang, kau mengoperasi wajahmu?"
Bibir Jillian sedikit berkedut, "apa kau lupa? Tentu saja ini hasil skincare pemberianmu." Ucap Jillian membohongi Gabby, wajahnya bisa sedemikian rupa karena perawatan dan product skincare terbaik berharga fantastis.
