Part 52

117K 14.8K 894
                                    

Hai Readers

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai Readers...
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙

☘️☘️☘️

Rosa menatap prihatin pada Gabby, hari ini ia berkunjung untuk menjenguk Gabby. Anaknya terlihat kacau dan tidak terurus. Tanpa makeup seperti biasanya, rambut kusut, mata sembab akibat terlalu banyak menangis dan kurang tidur. Gabby seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup lagi. "Bersabarlah Gab, pembeli apartemenmu akan membayarnya hari ini."

Gabby sedikit menunjukkan ekspresi senang, setidaknya ia mempunyai harapan jika bisa menyewa pengacara. "Setelah itu cepat carikan pengacara terbaik untuk membelaku, Ma. Aku sudah tidak betah berada disini."

Rosa mengangguk, "Mama pastikan kau tidak akan mendapatkan hukuman berat, Gab."

"Di dalam sana mereka menindasku." Curhat Gabby pada Rosa. Teman satu selnya menyuruhnya memijat mereka satu persatu hingga tangannya kebas, mereka memperlakukan Gabby seperti pelayan, bertindak semena-mena padanya. "Makanan disini juga tidak enak." Gabby menelungkupkan wajahnya, tidak terbayangkan olehnya bisa berada di tempat ini.

Rosa menghela napasnya. "Kau ceroboh, Gab. Kenapa harus menyimpan tempat bekas racun itu?" Bisik Rosa.

"Aku lupa membuangnya." Jawab Gabby tanpa menatap lawan bicaranya. "Jangan membahas hal itu lagi!"

"Ini semua gara-gara keluarga sialan itu, hidup kita hancur karena mereka!" Ujar Rosa berapi-api.

Gabby menatap Rosa. "Jika bisa, aku ingin membunuh Jill! Dia yang menyebabkan keadaanku seperti sekarang!!" Desis Gabby, matanya menajam ketika berucap.

"Kecilkan suaramu!" Bisik Rosa sembari melirik pada sipir yang berada tidak jauh darinya.

"Aku tidak peduli! Mereka juga sudah menahanku disini." Gabby tidak acuh jika pembicaraan mereka di dengar oleh sipir disana.

Rosa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kita harus memikirkan persidanganmu yang akan segera di gelar. Setidaknya pengacara yang membelamu bisa meringankan hukumanmu, jika sudah bebas, kau boleh membalas dendam pada Jill." Ucap Rosa kepada Gabby. Ia sendiri ingin sekali melenyapkan Jillian namun ia takut di penjara.

"Kenapa hidupku jadi seperti ini, Ma!?" Gabby mengusap wajahnya dengan kasar. Seharusnya ia bersenang-senang di luar sana, berbelanja, ke salon, berlibur dan melakukan hal lain. Ia sangat terpukul atas kenyataan saat ini.

"Jangan mengeluh, mama sendiri juga pusing memikirkanmu disini." Jujur Rosa pada Gabby.

"Pusing apanya! Mama bisa menikmati kebebasan di luar sana, sedangkan aku...," Ucapnya dengan bergetar karena menahan tangis. "Mama lihat sendiri kan keadaanku! Baru beberapa hari disini keadaanku sudah seperti ini, aku tidak mau disini lebih lama lagi!!" Ucap Gabby dengan lemah.

Second Life Changes EverythingWhere stories live. Discover now