46

127 24 0
                                    

"Selamat menjadi Single, Tazkia!!" Emi berseru seperti orang kesetanan saat ia, Una dan Tazkia menikmati makan siang di sebuah restoran AYCE di kawasan Jalan Purnawarman Bandung. Restoran itu menyediakan BBQ ala Korea, bahkan desain restorannya menggunakan terpal berwarna merah besar seperti warung Kaki Lima Korea Selatan yang biasanya muncul di Kdrama.

Tazkia menutup wajahnya, ia merasa malu karena suara Emi sangat menggelegar sampai beberapa pasang mata meliriknya penasaran.

"Akhirnya lu bergabung ke Single Squad of Emut." Ujar Una sambil terkekeh.

"Hah... lu kan udah punya Juna." Tazkia mengeluh, memicingkan mata pada Una yang menggulum senyum, agak memiringkan kepala untuk menutupi rasa malu.

Emi setuju. Ia mendengus pada Una, "kamu bukan member Single Squad-nya Emut lagi, Na. Bye!"

"Gue nggak pacaran, anjir!"

"Halah." Emi mendecakkan lidah. Bersama Tazkia, keduanya menatap Una dengan tatapan mengolok hingga sahabat mereka itu menutup wajah.

"Yaudah, abis ini kamu embat Muji, ya, Taz!" Tiba-tiba Emi berseru lalu tertawa cekikikan.

Tazkia kembali menutup wajah menggunakan tangan. Ia pasrah. Berharap tidak ada orang di restoran itu yang mengenal Muji. Emi kalau lagi hype memang jadi ribut dan alay. Gadis itu jadi hype karena senang mendengar kabar Tazkia putus dan langsung mengajaknya bersama Una untuk merayakan kejadian itu dengan makan All You Can Eat.

"Bolehlah." Timpal Una. "Muji baik, kok, meski kemarin sempat bikin kesel."

"Red flags dia banyak banget, Una. Please jangan deketin gue sama dia. Kasihan nanti dia jadi pelarian gue doang." Elak Tazkia cepat, berkata jujur sambil membalikkan daging di atas panggangan di tengah meja.

"Nggak apa-apalah, Taz. Pelarian ganteng ini. Terkenal pula." Emi menyesap minum, berkata dengan santai sembari menggerakkan kedua alisnya, menggoda Tazkia yang merasa gerah.

"Udah bukan umur gue buat main-main, Mi. Gue nggak mau kejadian kayak Dika keulang lagi. Untuk saat ini, gue mending jomblo aja dah... nggak masalah gue juga."

"Tapi buat maen ke Bar bisa kali? Nemenin aku?" Tanya Emi cengengesan.

Kepala Tazkia bergerak ke kiri dan ke kanan. Ia memijit pelipis yang tidak sakit, keheranan dengan sikap kedua temannya yang berusaha menghiburnya dengan cara yang tidak etis. Tazkia tahu, Emi dan Una tidak bermaksud dengan perkataan mereka, kedua orang itu pasti bingung mencari cara untuk membuatnya bisa tertawa.

"Kamu baik-baik aja?"

Terdengar suara agak berat dari sisi kanan Tazkia. Gadis itu terlonjak, memegang dada saat melihat Muji berjongkok di samping kursinya. Raut wajah Muji tampak khawatir dan Tazkia harus memastikan dirinya sedang tidak berkhayal.

"Hai, guys... jalanan rada macet." Ujar seseorang yang dikenal Tazkia sebagai Juna. Ia mendongkak, melihat pria itu mengambil kursi di samping Una. Dirinya sangat terkejut melihat dua pria itu ada di sana, apalagi Emi dan Una tidak berkata apa pun soal kehadiran mereka.

 Dirinya sangat terkejut melihat dua pria itu ada di sana, apalagi Emi dan Una tidak berkata apa pun soal kehadiran mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Diddler [Complete]Where stories live. Discover now