14

170 34 2
                                    

Tazkia

Jun, pacar aku lagi di Bandung
Sementara nomor kamu aku archieve dulu, ya
Rencana buat Muji ditahan dulu

Juna membaca chat Tazkia dengan kening berkerut. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung apakah ia harus membalas pesan gadis itu atau tidak. Takutnya, kalau dibalas pun pesannya tidak akan dibaca.

Tazkia

Nanti aku hubungi lagi

Napas Juna terhela. Ia tidak jadi membalas pesan Tazkia saat membaca chat yang baru masuk itu. Akhir-akhir ini ia merasa sangat sibuk. Bukan karena pekerjaannya di kantor (meski pekerjaannya juga cukup menyibukkan). Tapi karena urusan Tita yang ingin dipertemukannya dengan Muji untuk terakhir kali.

Harusnya Juna diberikan penghargaan 'Teman Terbaik' tahun ini karena ia yang biasanya cuek mau bersusah payah untuk Muji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harusnya Juna diberikan penghargaan 'Teman Terbaik' tahun ini karena ia yang biasanya cuek mau bersusah payah untuk Muji. Bukan apa-apa, ia hanya tidak tahan melihat wajah murung Muji di kantor hampir setiap hari. Apalagi setiap pria itu bersumpah serapah membaca DM atau komentar pengikutnya di media sosial yang mengatainya sebagai penipu.

Diam-diam Juna memetik pelajaran berharga dari kasus Muji. Jangan melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan.

"Salif mana, dah?" Muji bersungut di depan roda kemudi. Bertanya pada Juna yang duduk di sampingnya.

"Katanya ntar lagi nyampe." Kata Juna masih fokus pada ponsel.

"Mau turun sekarang?"

"Hayuk! Si Wira udah nunggu di dalam." Kali ini Juna menaruh ponselnya ke dalam kantung celana lalu membuka pintu mobil.

Muji pun turun dari mobil. Ia menyipitkan mata, memperhatikan tempat parkir sebuah hotel di daerah Dago Pakar. Sudah banyak mobil yang terparkir, di sekitarnya terlihat beberapa orang mengenakan kemeja batik seperti dirinya dan Juna. Tampilan dasar untuk mendatangi sebuah pernikahan.

"Si Wira kasihan, anjir! Ditinggal nikah adik sendiri." Juna terkekeh, berjalan berdampingan dengan Muji memasuki sebuah venue pernikahan.

Muji ikut terkekeh. "Iya, anjir. Gue jadi dia malu."

Venue yang mereka masuki tidak begitu luas. Pernikahan yang mereka datangi mengusung tema outdoor, di mana terdapat ruangan kaca berbentuk diamond tempat kedua pengantin duduk (dan berdiri) untuk menerima salam dari para tamu di tengah ruang terbuka itu. Resepsi pernikahan pun sudah dimulai daritadi.

"Ey bro! Thanks udah dateng!" Sapa seorang pria berkacamata dalam balutan jas cream formal dan celana kain berwarna senada.

Diddler [Complete]Where stories live. Discover now