43

120 24 1
                                    

"Dika," Suara Tazkia lirih, memanggil nama pria yang tiba-tiba menelponnya setelah ia mengirimkan video bukti perselingkuhan pria itu dengan perempuan lain di Jakarta.

Dika emosi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dika emosi. Mempertanyakan sumber video yang ia ragukan keasliannya. Keberanian yang sudah dikumpulkan Tazkia selama beberapa hari pun sedikit goyah, ada rasa sesal yang menghampirinya. Ia merasa salah mengirimkan video itu sekarang, seharusnya bisa lain kali saja--atau tidak perlu dikirim sama sekali dan bersikap seakan perselingkuhan itu tidak pernah terjadi.

Tapi Tazkia akan merasa seperti orang bodoh kalau diam.

"Kamu dapat video itu dari siapa!? Terus kamu percaya kalau di video itu aku!?" Dika berseru penuh emosi. Tazkia bisa membayangkan wajah pria itu merah padam karena aliran darah yang mengalir ke kepala.

"Nggak penting siapa yang ngasih video itu ke aku, Dika. Aku cuma nanya, itu benar kamu atau bukan?"

"Siapa, Taz!?"

"Berarti bener?" Tanya Tazkia yang tubuhnya melemah. Sengaja ia memilih hari libur untuk membicarakan video itu bersama Dika agar ia tidak perlu bersusah-payah memasang wajah Bahagia di saat bekerja--karena sekarang raut wajahnya pun memburuk.

"Bukan! Memangnya siapa yang ngasih video itu, Taz!?" Sahut Dika frustasi.

"Kalau bukan kamu, kenapa kamu nanya siapa yang ngasih video? Kenapa kamu jadi marah kayak gini?"

"Tazkia," Panggil Dika terdengar menahan emosi. "Aku marah karena ada orang yang mau coba fitnah aku dan aku mau tahu siapa yang ngasih video itu ke kamu biar aku bisa labrak dia."

"Nggak perlu, Dika."

"Kenapa? Kamu nggak percaya kalau itu bukan aku!?"

Lidah Tazkia tercekat. Ia percaya seratus persen itu Dika. Ditambah masih ada satu foto yang lebih jelas menampilkan tabiat Dika di Jakarta bersama selingkuhannya yang belum diperlihatkan Tazkia kepada pria itu.

"Dika... aku pengen kamu jujur. Aku nggak bakal marah, kok."

"Tazkia! Aku nggak selingkuh!!"

Tazkia mendesah gusar. "Aku pernah bilang, kan? Kalau kamu ada suka sama perempuan lain bisa bilang ke aku? Aku nggak bakal marah, yang penting kita putus."

"Semudah itu, Taz!? Jadi kamu nggak sayang sama aku?"

"Bukan gitu..."

"Terus apa? Kamu ngeliat video nggak jelas gini langsung percaya kalau aku selingkuh? Kalau itu temen aku gimana? Dulu kamu juga sering, kan, main bareng sama temen-temen cowok kamu? Aku bahkan sering ngelihat kamu dibonceng sama temen cowok kamu."

"Dika! Waktu itu aku ada rapat! Dia nganter aku pulang!"

"Terus? Apa aku harus bilang kalau kamu selingkuh!?"

Diddler [Complete]Where stories live. Discover now