17

164 28 7
                                    

"Ciee yang habis pacaran!!" Mika bersorak kepada Tazkia yang tengah duduk di balik meja siaran. Perempuan itu masuk ke studio sebelum jam programnya dimulai, sengaja menggoda Tazkia yang selama 2 hari ini aktif memposting kegiatannya di Instagram.

"Ya, sesekali, Kak." Kata Tazkia malu sambil menggulum senyum.

"Sering-sering juga nggak apa-apa. Toh, lagian Instagram kamu emang perlu aktif. Masa penyiar radio nggak pernah aktif IG? Kamu gimana, sih?"

Untuk yang satu itu Tazkia tidak bisa merespon. Hanya senyum saja yang bisa ia berikan kepada Mika. Bahkan dua hari ini ia sengaja mengunggah foto dan videonya bersama Dika di Instagram Story untuk Muji. Ia ingin menyinggung pria itu, memberi batasan agar Muji tidak bermain-main lagi dengannya. Jelas kalau keaktifannya kemarin bukan pure ingin aktif di Instagram.

"Pacar kamu ganteng banget, ya, Taz? Gemes, deh, liat tahi lalatnya!"

Tazkia terkekeh malu. Ia senang dengan pujian itu, tentu saja. Dika memang ganteng, apalagi kalau dalam mode serius.

"Udah berapa?" Tanya Mika.

"Lima tahun."

"Anjir! Berasa kredit motor." Cetus Mika membuat Tazkia mengerutkan dahi sesaat. "Ahh.... kredit motorrr... yaa... hahahaha."

Ia baru sadar kalau hubungannya dengan Dika sudah cukup lama terjalin. Hampir sama dengan orang yang melakukan kredit motor.

"Aku naik bentar yah, Kak." Kata Tazkia begitu lagu kedua sisa 50 detik. Ia mengenakan headphone, tangannya siap mengetuk backsound menggunakan mouse dan kedua matanya menyoroti layar komputer dengan serius.

"Masih barengan sama Tazki, ya, Kawan Track! Malam ini ada banyak lagu yang bisa ngingetin kamu sama kenangan. Kalau ada hujan tambah pas deh rasanya buat nge-galau.

Atau meski cerah kamu tetap galau mikirin dia? Hahaha... ya sudah, Tazki udah siapin lagu yang bisa bikin hati kamu makin nyess malam ini, ada Samsons with Kenangan Terindah."

"Temanya Kenangan Terindah?" Mika bertanya retoris begitu Tazkia membuka headphonenya. Gadis itu menganggukkan kepala sebagai balasan.

"Apa kenangan terindah kamu sama pacar kamu, Taz?" Tanya Mika tiba-tiba.

Tazkia memiringkan kepala, ia memikirkan jawaban atas pertanyaan itu. Mencoba mengingat kenangan yang sudah terkumpul sejak 5 tahun yang lalu saat ia dan Dika bertemu di masa ospek kampus. Saat pria itu diperkenalkan dengan temannya sebagai Happy Virus kelompok ospek.

"Hmm... waktu jalan ber--ASTAGFIRULLAH!!"

Mika terhenyak dari sofa yang didudukinya karena pekikan Tazkia. Sebelum ia sempat bertanya, temannya itu sudah berlari keluar dari studio siaran. Jantung Mika berdegup kencang. Ia memberanikan diri melihat keluar kaca studio--ia takut kalau Tazkia melihat penampakan di sana, karena sudah beberapa kali ia mendengar kisah teman-temannya yang mengalami kejadian horror itu.

Mulut Mika komat-kamit mengucap doa dan saat berbalik keningnya langsung berkerut. Degup jantungnya sudah kembali normal dan ia heran melihat sosok semampai yang kini tengah mengobrol dengan Tazkia di ruang tamu kantornya.

Ia memperhatikan orang itu dengan lamat sampai kedua matanya terbelalak.

Mumu! Itu Mumu si penyiar radio yang lagi naik daun!

~~~

"Ini mau ke mana?" Daritadi Muji tidak bisa berhenti melihat Tazkia. Mulai dari gadis itu masih siaran sampai Tazkia masuk ke dalam mobilnya begitu pekerjaannya usai.

Meski tampilan Tazkia berbeda dari yang dilihatnya di club, gadis itu masih tampak cantik. Hanya cara berpakaiannya saja yang ingin dikomentari Muji. Gadis itu seperti ingin nongkrong di warteg dengan kaos biru bergambar poster Film Dilan dan celana jeans abu yang warnanya sudah memudar.

Diddler [Complete]Where stories live. Discover now