1

525 40 2
                                    

Muji mengenakan headphone, mengetes suaranya di-microphone lalu tersenyum melihat keluar studio, kubikel-kubikel yang diisi oleh beberapa staff radio yang masih asyik bekerja tanpa memperdulikannya yang akan siaran sebentar lagi. Studio dan ruang penuh dengan kubikel itu hanya dibatasi oleh kaca besar, yang awalnya membuat Muji gugup waktu pertama kali siaran. Kini pria berjaket denim itu sudah biasa. Bahkan sesekali menyapa kawannya yang lewat di depan studio saat ia siaran.

Saat suara bumper in--tanda programnya mulai--terdengar di telinga, kedua mata Muji menajam menatap layar komputer. Tangannya sudah siap bermain di atas Mixer, dan pas bumper itu selesai, fader mic ia dorong ke atas dan siaran pun dimulai.

"Good Night, Youngsters! Lucky to meet Mumu again on this Friday Night! Gonna give you some tips and trick to get a new friend! Just stay on TGIF with Mumu till nine."

~~~

"Heh! Lu yakin mau ke Club besok?" Tazkia bertanya untuk kesekian kalinya kepada dua temannya yang asyik memilah-milah baju diskonan di salah satu gerai yang ada di Mall PVJ.

Kedua temannya itu memutar kedua bola mata, salah satu yang berdiri di hadapan Tazkia mendecakkan lidah, tampak kesal dengannya yang masih tidak percaya atas rencana yang akan mereka realisasikan besok malam. Gadis itu memiliki potongan rambut sebahu, ikal meski sudah diluruskan berkali-kali, sebut saja Emi. 

"Kalau nggak jadi ya nggak bakal ke sini atuh, Taz!"

"Nih! Nih! Cocok dah buat lu, Taz!" Satu temannya yang asyik mencari baju menyodorkan sebuah Tie Front Top berwarna ungu pastel ke Tazkia. Gadis berambut panjang dan berkacamata itu biasanya dipanggil Una, ia yang kelihatan paling bersemangat dalam mencari baju haram untuk kegiatan mereka besok.

Tazkia menerima baju itu, tapi tidak sampai 5 detik, ia menaruh kembali benda itu ke dalam tumpukan baju di hadapannya. Bukan tipenya. Lagipula ia tidak ingin terlalu mencolok di club besok, meski ia tidak yakin akan mencolok walau menggunakan baju yang disodorkan Una kepadanya. Tazkia tidak tahu banyak soal dunia malam, tapi ia tahu seperti apa orang-orang yang suka dengan kehidupan itu.

"Kalau kamu nggak mau, aku nih yang ambil?" Emi meraih baju itu yang dibalas anggukan kepala Tazkia tanpa ragu. Emi orang Bandung asli, tidak sepertinya dengan Una yang berasal dari luar Bandung, yang terbiasa menggunakan panggilan lu-gue. Dan mereka tidak mempermasalahkan panggilan yang berbeda-beda itu dalam obrolan mereka sehari-hari.

"Lu kalau nggak milih nanti mau pakai baju apa, Taz? Cepat! Ambil yang cocok sama kemauan lu!" Seru Una gemas, di tangan kirinya sudah ada beberapa baju yang akan dicobanya di fitting room. Helai-helai baju yang membuat Tazkia meringis. 

Semua baju yang bukan tipenya.

"Pilih aja yang paling aman, nih! Nih!" Emi yang masih gemas menyodorkan beberapa baju ke Tazkia. Mulai dari Crop Top, Halterneck sampai Crochet Top yang membuat Tazkia hampir memekik. Ia tidak mau masuk angin menggunakan pakaian-pakaian itu.

Karena tidak bisa mengelak, Tazkia pun menaruh baju sodoran Emi ke atas tumpukan baju diskonan itu. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh toko. Dalam keranjang baju diskonan, ia hanya melihat baju-baju tipis yang potongannya terlalu pendek. Bukan sok alim, Tazkia tidak pernah tahan dengan udara malam, jadi ia ingin mencari pakaian yang sedikit lebih tertutup sehingga badannya aman dari angin-angin jahat.

"Gue mau ambil baju yang sana aja." Kata Tazkia pada kedua temannya, menunjuk sebuah Off Shoulder Puff Sleeves berwarna hitam yang tergantung pada display baju yang berada tidak jauh dari mereka.

Sontak Una dan Emi membelalakkan mata. "Lu yakin? Itu nggak diskon, Taz!!"

"Bodo amat. Sekali seumur hidup ini."

~~~

Nama Mumu tercipta saat pria itu siaran di malam hari, saat masih training sebelum menjadi penyiar tetap program TGIF yang ia bawakan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama Mumu tercipta saat pria itu siaran di malam hari, saat masih training sebelum menjadi penyiar tetap program TGIF yang ia bawakan sekarang. Seorang pendengar menelpon, meminta diputarkan lagu Kunto Aji yang rehat sebagai lagu pengantar tidur.

"A Mu--siapa, sih? Mumu, ya?" Tanya pendengar itu melalui telepon.

"Muji! A Muji, ya, teh."

"Susah! Mending A Mumu aja bagaimana? Lebih imut! Nanti aku dengerin tiap malam kalau A Mumu siaran!"

Muji ingin menghela napas, ia tidak setuju dengan ide itu. Nama Muji sudah kampungan, apalagi Mumu. Dua-duanya tidak keren. Tapi karena durasi telepon tidak boleh terlalu panjang dan ia dituntut ramah ke pendengar, mau tidak mau Muji mengiyakan pendengar itu. Mulai dari sana nama kondangnya di dunia radio menjadi Mumu.

"Mu! Lu mau ke Club malam ini, kan?" Juna berseru dari balik kubikel saat Muji asyik menyesap rokoknya di sebuah sofa yang terletak tidak jauh dari studio. Pria itu mengangguk, mengangkat linting rokok ke udara. "Lu ikut?"

"Yoi! Nebeng mobil lu, ya!"

Muji mengiyakan. Ia sempat melirik Juna yang kembali fokus menonton tayangan anime di komputernya. Bukan mengerjakan tugas kantor. Salah satu temannya itu bekerja sebagai staff marketing radio. Tapi selain menjadi Marketer, Juna juga seorang influencer ternama di Kota Bandung. Pria itu bahkan pernah menjadi BA UMKM lokal.

"Jun, coba hubungi Salif! Dia mau ke club juga nggak hari ini?" Seru Muji sambil mematikan setengah batang rokonya ke asbak. Ia akan melanjutkan kegiatannya itu setelah dua kali naik siaran sehingga linting tembakau itu ia sematkan di sana.

"Siap!" Balas Jun yang satu tangannya terangkat ke udara. Pria itu masih memusatkan perhatiannya ke layar komputer, menonton dengan khidmat.

Lalu Muji pun kembali masuk ke dalam studio, mengenakan headphone sembari menunggu lagu usai terputar. Ia juga mengecek playlist lagu yang akan diputar setelah ia naik siaran membacakan tips singkat untuk mencari teman di media sosial. Memastikan lagunya sesuai dengan tema siarannya malam ini.

Saat lagu hampir usai, Muji langsung menaikkan fader mic, ia tersenyum, membayangkan diri tengah berbincang dengan seorang teman dekat.

"Youngster! Kamu pasti sering nyari mutualan di Sosial Media! Pernah di-jbjb-in, nggak? Alias Join Bareng, disapa gitu? If not, kali ini Mumu bakal ngasih kamu tips biar selalu di-jbjb di sosial media! Apa, ya??"

Diddler [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang