4

244 35 4
                                    

Kenyataannya, di meja itu, Tazkia mengenal satu pria. Siapa lagi kalau bukan Muji. Tazkia mengenalnya sebagai Mumu. Salah satu penyiar radio rival yang namanya sedang dielu-elukan banyak perempuan di Kota Bandung. Salah satunya Fani, teman kantornya yang juga bekerja sebagai penyiar. Nama Mumu makin naik karena kabarnya, program Mumu mendapatkan rating tinggi di antara program radio anak muda di Kota Bandung untuk slot hari Jumat.

Mengesankan. Tazkia terpukau dan sempat mengecek media sosial Mumu. Gadis itu pun tidak heran karena teknik siaran Mumu cukup oke, ditambah wajah tampannya yang pasti membuat semua wanita bertekuk lutut. He deserves that.

"Nama lu siapa!?" Muji bergeser, sengaja duduk lebih dekat dengan Tazkia agar suaranya bisa terdengar jelas di tengah musik yang memekkan telinga di ruangan itu

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Nama lu siapa!?" Muji bergeser, sengaja duduk lebih dekat dengan Tazkia agar suaranya bisa terdengar jelas di tengah musik yang memekkan telinga di ruangan itu.

Tazkia menahan napas. Ia tidak ingin Muji tahu siapa dirinya. "Hah!? Kenapa!?" Tanya Tazkia sengaja berpura-pura tidak mendengar pertanyaan itu untuk kedua kalinya.

"Nama kamu, cantik." Akhirnya Muji berbisik. Tangannya menarik bahu Tazkia mendekat hingga gadis itu mematung selama beberapa saat.

"Gir--"

"Tita." Jawab Tazkia sebelum Muji mendekatkan wajahnya ke telinga. Sayangnya gadis itu berbalik ke arah Muji untuk berbicara di saat pria itu juga mendekat hingga keduanya bertatapan dalam jarak yang sangat dekat. Bahkan Tazkia bisa merasakan deru napas Muji di wajahnya sekarang.

"Tita," Panggil Muji sambil menyeringai. Ia berniat mencium bibir Tazkia yang hanya berjarak empat jemari tapi gadis itu sudah bergeser mundur.

"Aku kenal kamu!!" Kata Tazkia cepat, menyembunyikan degup jantungnya yang tiba-tiba berdetak abnormal. Ia hampir terlena dengan tatapan Muji dan bau parfum yang dikenakan pria itu. Memabukkan.

Muji memicingkan mata. "Jangan panggil aku Mumu!"

"But you are Mumu!!"

Kepala Muji bergerak ke kiri dan ke kanan, ia meraih tangan Tazkia yang sempat terangkat menunjuknya. "Panggil aku Muji!"

"Hah!?"

"MUJI!"

Tazkia tidak salah dengar. Muji. Pria di hadapannya ingin dipanggil Muji!!

"O-oke! Muji!" Seru Tazkia mencoba melepaskan genggaman Muji pada tangannya. Ia merasa sangat tidak nyaman dan berharap bisa keluar dari tempat itu sesegera mungkin.

"Ini pertama kalinya kalian ke sini, ya!?" Tanya Muji kemudian.

Tazkia mengangguk kikuk. Ia pasrah tangannya digenggam Muji dengan erat. Setidaknya pria itu hanya bisa menggenggamnya. Muji tidak mungkin melakukan hal aneh dengan tangannya bukan?

"Kamu kelihatan paling bingung, Tita!! Is this your first time too? Pergi ke Club!?"

Semua usaha Tazkia untuk bersikap normal runtuh. Ternyata ia yang paling kelihatan bingung di tempat itu, seperti kata Muji. Nasi pun sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya mengelak sehingga Tazkia mengganggukkan kepala sekali lagi.

Diddler [Complete]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें