28

138 26 3
                                    

Salif tidak bisa berhenti tertawa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salif tidak bisa berhenti tertawa. Pemandangan saat Tazkia mendorong wajah Muji menggunakan telapak tangan terus bermain di otaknya. Sedangkan Juna yang daritadi kebingungan akhirnya bisa bernapas lega karena sikap defensif Tazkia yang patut diacungi jempol. Gadis itu berhasil membuktikan kepada Muji kalau masih ada perempuan yang tidak mudah jatuh dalam pesona temannya itu.

"Taz! Maneh beneran nggak suka sama Muji!?" Tanya Salif di sela tawanya.

Tazkia nyengir. Ia menyeruput orange juice-nya pelan sebelum menjawab pertanyaan itu. "Iya! Banget!"

Tawa Salif kembali menguar. Ia memberikan jempol kepada Tazkia. Untung saja Muji sedang tidak ada di meja mereka. Pria itu malu dan pamit ke toilet sejak beberapa menit yang lalu.

"Tapi gila, sih. Muji udah dikasih peringatan dari Juna kemarin-kemarin tapi manusia eta teh kekeuh ngejar maneh, Taz!"

"Iya, dia gila!" Balas Tazkia sambil melirik Juna. Dari sorot matanya, gadis itu mengucapkan terima kasih yang dibalas Juna dengan acungan ibu jari diam-diam di sisi tubuhnya.

"Terus!? Maneh mau kumaha sama si Muji? Eta teh teu gampang nyerah tau, Taz!" Kata Salif dengan logat Sunda yang kental.

Tazkia mengedikkan bahu. Ia sendiri tidak tahu harus bagaimana. Masalahnya Muji selalu punya cara untuk mengganggunya meski ia sudah menghindar sekali pun. Gadis itu tidak paham dengan jalan pikiran Muji. Dengan wajah tampannya, seharusnya Muji bisa menggaet perempuan mana pun yang lebih cantik daripada dirinya. Tapi, kenapa pria itu mau bersusah payah mencari perhatiannya?

"Aku udah ngasih red flag banget, kan? Aku punya pacar loh, Lif. Bukan pacar boongan!" Kata Tazkia sambil menaruh gelas jusnya di atas meja dengan cukup kencang.

"Eta pisan!"

"Otak pebinor!" Kekeh Juna acuh membuat Salif tertawa.

Napas Tazkia terhela gusar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Napas Tazkia terhela gusar. Ia tidak bisa tertawa sekarang karena masih terperangkap dalam ruangan pengap dengan musik yang memekakkan telinga. Entah sampai kapan ia akan berada di sana dan entah sampai kapan pula ia harus memutar otak untuk menghindari sikap Muji yang bikin muak.

Diddler [Complete]Where stories live. Discover now