29

163 29 4
                                    

Rasa dingin tiba-tiba menyapa kulit Tazkia. Gadis itu menggeram, menarik selimut hingga ke bahu lalu meringkuk seperti orang kedinginan. Selama beberapa saat ia menikmati kehangatan itu, berniat tidur kembali sebelum benaknya menyadari sesuatu. Tazkia masih menutup kedua mata tapi dahinya berkerut. Kepalanya langsung memutar memori saat ia meneguk alkohol yang diberikan Salif padanya dan pada detik itu pula Tazkia membuka mata.

"Udah bangun?"

Tazkia terkesiap. Ia segera duduk di atas kasur yang besar dan asing itu. Menarik selimut, menutupi diri yang hanya mengenakan bra dan celana jeans--yang untungnya terkancing rapat. Ditatapnya tajam si pemilik suara yang bertelanjang dada sedang duduk di atas kursi yang tidak cukup jauh dari kasurnya. Muji.

"Bangsat!"

"Aku nggak ngapa-ngapain!" Seru Muji cepat sambil mengangkat kedua tangan di di udara. Wajahnya menampakkan wajah frustasi, sama seperti Tazkia yang merasa dadanya memanas karena emosi.

"Terus kenapa aku cuma pakai bra!?"

"Kamu yang lepas sendiri, Taz!"

"Terus kenapa kamu harus begitu!?" Tazkia mengerutkan dahi, membuka kedua telapak tangan, menunjuk tubuh Muji yang sangat bidang. Dada dan perut pria itu bentuknya seperti roti, tampak sempurna seperti foto model pakaian dalam. Tapi Tazkia tidak tertarik meski sempat menelan ludah dengan susah payah diam-diam.

"Aku... aku kebiasaan." Jawab Muji kikuk. "Aku nggak bisa tidur kalau nggak buka baju."

Kepala Tazkia terasa sakit. Efek alkohol itu masih menyerangnya dan ia bersumpah di dalam hati tidak akan mencoba minuman haram itu lagi. Cukup sekali dan tidak dua kali seperti ia menyambangi club kemarin malam.

"Kepala kamu sakit?" Muji bertanya khawatir. Pria itu berdiri dari kursi, mengambil sebotol air mineral di pantry yang ada kamar itu lalu berjalan menghampiri Tazkia.

 Pria itu berdiri dari kursi, mengambil sebotol air mineral di pantry yang ada kamar itu lalu berjalan menghampiri Tazkia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan dekat-dekat!" Seru Tazkia sebelum meringis memijit kepalanya.

Muji mendecakkan lidah. Ia menepis tangan Tazkia lalu duduk di hadapan gadis itu. Dibukanya botol air mineral sebelum menyerahkannya kepada Tazkia. "Minum. Aku udah pesen minum yang banyak sama Housekeeping. Kalau abis mabuk, kamu butuh banyak minum."

"Iya tahu." Geram Tazkia, merebut paksa air mineral dari tangan Muji hingga air dalam botol itu sedikit tumpah ke atas dadanya.

Refleks Muji melirik dada Tazkia. Bra gadis itu jadi basah dan ia pun menelan ludah dengan susah payah. Sejak semalam, ia sudah mencoba menahan diri untuk tidak melakukan apapun kepada Tazkia yang tidak sadarkan diri. Apalagi saat gadis itu membuka baju karena merasa gerah. Muji pun agak menyesal sudah membawa Tazkia ke hotel, bukannya membawa gadis itu pulang ke kos.

"Kamu beneran nggak ngelakuin apa pun, kan, Mu!?" Tanya Tazkia lagi, sudah menghabisi air dalam botol yang diletakkannya di atas nakas di samping kasur. Ia memandang Muji dengan penuh harap.

Diddler [Complete]Where stories live. Discover now