Empat Puluh Delapan

736 42 0
                                    

"Loh... ko lo nggak bawa apa apa Nay..?? Katanya mau ambil barang yang ada diloker..??" Tanya Anggita yang hendak keluar rumah.

"Iya. Nanti aja dech... kakak mau kemana..??" Tanya Kanaya melihat Anggita sudah rapi.

"Mau fitting baju. Gue tadi baru mau nusulin lo. Ayok..." ajak Anggita yang sudah menarik tangan Kanaya.

Mereka pergi kesalon. Mencoba beberapa gaun pengantin yang nanti akan mereka pakai.

"Nay... lo kenapa sih...?? Dari tadi nglamun mulu. Apa yang lo pikirin...??" Tanya Anggita membuyarkan lamunan Kanaya. Sekarang mereka sudah ada di cafee untuk sekedar minum kopi sambil menikmati status yang sebentar lagi akan berubah.

"Kak... kakak... tau nggak. Kalau bang Doddy itu suka sama kakak...??" Tanya Kanaya terus terang. Ia merasa Anggita berhak mengetahuinya.

"Lo jangan ngarang dech..."

"Gue denger sendiri kak tadi pas gue mau kedapur." Kanaya menceritakan semua yang ia dengar tadi pagi.

"Lo... nggak lagi ngeprank gue kan Nay...??" Tanya Anggita yang masih tidak percaya mendengar cerita Kanaya.

"Ya Allah... buat apa gue ngeprank kakak masalah perasaan kaya gini..??"

"Trus lo percaya nggak kalo bang Doddy bakal jadi PEBINOR dalam rumah tangga gue...??"

"Ya gue nggak tau kak. Gue aja masih bingung sama bang Raka dan bang Benny, ini ditambah lagi bang Kemal. Pusing gue kak..." eluh Kanaya.

"Tapi gue setuju sih sama kata kata bang Kemal tadi. Kita itu harus saling percaya sama pasangan kita. Untuk menghindari masalah PEBINOR ataupun PELAKOR dalam rumah tangga kita nanti.." ucap Anggita. Kalau itu sih Kanaya juga setuju. Dia juga mengakui kalau Kemal itu orang yang sabar. Yang buat Kanaya pusing adalah perasaan mereka pada Kanaya. Ia merasa jadi orang yang kejam sekarang. Yang sudah mematahkan hati banyak orang.

"Yaudah yuk. Pulang aja. Nanti kita dicariin sama mama.. kita kan nggak boleh kemana mana. harusnya udah dipingit kita." Ajak Anggita.

Kanaya dan Anggita sedang sibuk sibuknya menyiapkan keperluan untuk pernikahan mereka nanti. Memang semua keperluan sudah dipenuhi oleh Arsha dan Reihan. Namun tetap saja masih banyak yang harus mereka persiapkan.

"Kak... gue takut nich... deg degan..." suara Kanaya saat mereka sudah berbaring. Kali ini di kamar Anggita. Selama seminggu mereka tidur bersama tapi dengan bergantian kamar.

"Sama... gue juga Nay..."

"Kak.. setelah kita nikah nanti. Pasti kita bakal jarang banget kumpul bareng kaya gini kan kak..??" Suara Kanaya sedikit bergetar. Ia baru sebentar merasakan kebahagiaannya bertemu keluarga kandungnya. Tapi ia harus berpisah lagi. Walaupun tidak untuk selamanya. Tapi tetap saja kan ada garis pembatasnya.??

"Gue nggak tau Nay. Setelah menikah nanti bagaimana kehidupan gue, apa saja kegiatan gue, dan bisa nggak gue ngejalaninya..?? Gue masih nggak tau dengan semua itu ."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue sebenarnya nggak ada rencana buat nikah muda kak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue sebenarnya nggak ada rencana buat nikah muda kak. Tapi ternyata jodoh datangnya lebih cepat. Apa gue siap nanti..??" Gumam Kanaya sambil berfikir.

"Lo enak. Udah ngerasain dunia kerja. Gue kan semenjak wisuda. Belum juga dapat kerjaan.."

"Bukannya kakak juga udah ngerasain kerja sebagai boss di Restaurant milik papa..??"

"Beda dong Nay. Gue kan penginnya kerja di tempat lain. Bukan di Restaurant milik papa, pengin buat nambah pengalaman aja Nay... di Restaurant mulu kan bosen.." rungut Anggita.

"Apa bedanya coba. Sama sama kerja kan. Capek...??"

"Tau ah... gue udah ngantuk... tidur yok.." akhiri Anggita. Kemudian mereka mulai memejamkan mata mereka berharap untuk segera sampai kealam mimpi masing masing.

first love ( END )Where stories live. Discover now