Dua Puluh Lima

803 55 0
                                    

Setelah puas berbincang dengan para koki, Anggita mengajak Kanaya untuk belajar mengendarai mobil. Kanaya sebenarnya tidak minat. Tapi karna Anggita cerita tentang syarat yang diajukan oleh Teguh, Kanaya akhirnya mau belajar. Itu semua demi Anggita agar bisa dibelikan mobil oleh Teguh. Sebenarnya Kanaya yakin, tanpa harus ada syarat itu pun pasti Teguh tetap akan membelikan Anggita mobil baru.

"Gue takut kak... lo nggak liat tangan gue gemeteran begini...??? Gue nggak usah belajar aja dech... soal papa nanti urusan gue. Gimana..???" Belum mulai Kanaya sudah keringat dingin, dia hanya baru memegang stirnya, dan itu juga belum menyalakan mesin mobilnya, tapi jantung Kanaya serasa ikut maraton.

"Lo coba dulu, jangan takut..." bujuk Anggita.

Kanaya menggeleng, dia merengut meminta belas kasihan dari kakaknya.
"Nggak dech kak, Kanaya nggak yakin, Kanaya takut" sebenarnya alasan utama adalah, ia masih trauma dengan kejadian dia menabrak mobil orang dan berakhir jadi asisten pribadi sipemilik mobil.

Padahal dia memakai motor, kalau misalnya dia belajar trus nanti nabrak lagi gimana...?? Kanaya tidak seberani Anggita.

"Yaudah deh. Nanti kamu yang bilang sendiri sama papa ya." Jawab Anggita akhirnya.

"Ok... makasih kakakku yang cantik..."

Suara lagu Asmara Novia Kolopaking dan lagu Lili dari alan walker mengalun bersama. Segera Kanaya dan Anggita mengambil HP mereka masing - masing.

"Nomor siapa...??" itu suara Kanaya.

"Mas Reihan.. (Anggita tampak berfikir) mas Reihan siapa  Nay, ? Lo... kenal nggak...??" Tanya Anggita pada Kanaya.

"Nggak kenal kak, itu kan HP nya kakak, kenapa tanyanya ke gue...??"

"Ya kali itu salah satu pelayan di Resto trus gue lupa atau nggak kenal, makanya gue  tanya, siapa tau lo kenal."

"Coba aja angkat kak.." kemudian Anggita mengangkat telponnya. Sedangkan Kanaya tidak mengangkat panggilannya, takutnya cuma nomer iseng.

"Halo... ini mas Reihan siapa yah...??" Tanya Anggita to the poin.

"Saya mau meminta permintaan pertama saya, kamu dimana...?? Biar saya jemput kamu.."

Mampus..! Anggita melotot kaget, ia lupa kalau ia punya hutang pada pria sombong yang namanya Reihan itu. Kanaya menautkan kedua alisnya heran melihat ekspresi Anggita.

"Musti sekarang banget yah..??"

"Katakan saja lokasinya, biar saya jemput sekarang.."

Bener-bener ni cowok songong banget dech, maen prentah-prentah aja.

"Restaurant Sweet Nice" jawab Anggita terpaksa.

"Ok, tunggu saya."

Tut... sambungan terputus...

"Gila..  emang gila banget ini orang, maunya apaan coba, gue jait tuh mulut biar nggak seenaknya nyuruh-nyuruh orang dass... eh... Naya... kenapa Nay...???"

Anggita benar-benar lupa kalau ada Kanaya disampingnya yang kini sedang menatapnya bingung.

"Lo kenapa dech kak...??" Tanya Kanaya.

"Hehe... gue nggak ape-ape kok.. santuy.. yaudah.. gue ke depan dulu dech. Biarin aja nich mobil disini. Lo ke dalam gih sana, ngontrol kerjaan yang lain.." ucap Anggita sambil menyuruh Kanaya masuk agar Kanaya tidak liat kalau dia mau dijemput pria songong tadi.

"Yaudah... kalo gitu gue kedalam dulu kak." Anggita bernafas lega karna Kanaya tidak mencurigainya atau menuntutnya dengan banyak pertanyaan.

15 menit kemudian Reihan muncul dan langsung menarik tangan Anggita untuk segera masuk ke mobilnya.

"Tunggu... ini mau kemana..?? Katanya anda mau minta permintaan yang pertama, yaudah katakan permintaannya sekarang." Protes Anggita berusaha melepaskan genggaman tangan Reihan. Namun nihil, Anggita sudah duduk anggun di dalam mobil Reihan.

"Nanti saya jelaskan. Sekarang kita jalan dulu." Katanya dan mulai menjalankan mobilnya melaju membawa Anggita entah kemana.

first love ( END )Where stories live. Discover now