Empat Puluh Tujuh

710 50 0
                                    

Kanaya berniat mengambil barang yang masih tertinggal di loker pegawai miliknya. Karna sehabis ini mungkin ia akan jarang kesini lagi. Makanya sekalian mau ngucapin terima kasih juga sama teman teman koki yang selama ini sudah membantunya.

Sampai di pintu dapur, ia tidak sengaja mendengar percakapan yang membahas tentangnya dan Anggita. Kanaya berhenti untuk melihat siapa saja mereka yang sedang menggosipinya.

"Jadi selama ini lo suka juga sama Naya...??" Kanaya mengenali suara itu. Milik Arlan.

"Ya... sebenarnya gue sadar diri aja sih liat saingan gue bang Raka sama Benny. Gue mah apa atuh... cuma remahan rengginang mungkin." Jawab pria yang ditanya Arlan. Kanaya mengenali suara mereka semua. Karna ia sudah sangat hafal sekali. 3 tahun bersama membuat dia mengetahui sedikit dari banyaknya sifat mereka. Kanaya juga tidak menyangka kalau Kemal menyimpan perasaan sama dia.

"Oh... jadi sekarang lo udah bisa nglupain perasaan lo gitu...??" Tanya Romy menambahi.

"Gue nyerah bukan berarti rasa gue juga ilang bro. Gue masih kuat kok mendam perasaan gue. Ya walaupun kadang sakit." Jawab kemal lagi.

"Pantes aja lo sering banget bikinin dia jus alpukat kesukaannya..." selidik Doddy yang menambahi.

"Prinsip gue. Kalo orang yang gue sayang itu bahagia. Buat gue itu udah cukup. Apalagi kalau bahagia orang itu karna gue."

"Ajigile... romantis amat lo bro..." ucap Arlan kagum dengan kata kata Kemal.

"Oh... rokok makan gratis maksud lo..?" Timpal Romy.

"Eh buset. Emang lo..  yang suka ngutang di warung bu Erna...??" Sanggah Arlan pada Romy.

"Lo juga kali..  nggak sadar apa...??" Balas Romy nggak trima.

"Jadi... rencana lo apa..??" Tanya Doddy pada Kemal mengakhiri perdebatan Arlan dan Romy. Kini mereka fokus kembali pada Kemal sang narasumber mereka.

"Ya gue berharap Kanaya bahagia selalu dengan pilihannya." Jawabnya singkat.

"Lo nggak ada niat buat jadi PEBINOR bro..???" Tanya Arlan lagi

"Nggak lah. Orang kaya bang Raka dan Benny aja bisa ditolak sama Naya. Apalagi gue... peluang buat jadi PEBINOR pun mungkin nggak ada kali..." jawabnya santai. Tapi matanya sedikit berkaca kaca.

"Kalo misal nih ya. Lo ada kesempatan buat jadi PEBINOR. Lo mau nggak gunain kesempatan lo itu..??" Kini Doddy yang bertanya lagi. Seketika raut wajah mereka berempat jadi serius.

"Susah yah bro kalau udah sayang mah... tapi yang jelas gue berharap Kanaya bahagia selalu bersama pilihannya dan tidak ada istilah mereka bertengkar karna masalah PEBINOR dalam rumah tangga mereka nanti. Intinya mereka harus saling percaya. Itu sih harapan gue." Jawab Kemal bijak.

"Widiiiiihh... sehabat gue yang satu ini bener bener kaya namanya. Pembeda yang sempurna. Bisa bedain yang benar dan yang salah. Salut gue sama lo bro.." puji Romy sambil memukul lengan Kemal.

" puji Romy sambil memukul lengan Kemal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
first love ( END )Where stories live. Discover now