Tujuh Belas

846 52 0
                                    

Anggita dibawa oleh satpam itu menuju lantai 2 di rumah ini. Dia sesekali mencuri pandang melihat gaya arsitektur rumah ini. Bebar-benar indah dan menyegarkan mata. Tak terasa sampai juga di tempat tujuannya. Satpam itu pergi meninggalkan Anggita, yang sebelumnya sudah menyuruh Anggita untuk masuk.

Tanpa babibu, Anggita langsung membuka pintu dan masuk keruangan itu. Seketika matanya melotot. Isinya hanya buku-buku yang entah tentang apa saja. Dia menyapu pandangannya, mencari sosok pria yang dicarinya. Dan ketemu. Anggita melangkah dan mendekati pria itu.

 Anggita melangkah dan mendekati pria itu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Permisi. Langsung saja, Saya kesini cuma mau nglunasin hutang saya kemaren, sebenarnya saya tidak ada niatan sama sekali untuk memakai uang anda, karna saya membawa uang saya sendiri."

Benar-benar tidak ada basa basi untuk Anggita. Dia sudah tidak sabar ingin menyelesaikan semua ini secepatnya.

Anggita mengambil uang 100 ribuan 5 lembar dan menaruhnya diatas meja dan berniat untuk pergi dari rumah itu secepatnya.

"Tunggu...!!!" Sebuah suara berhasil menghentikan langkah Anggita. Dia menoleh kebelakang dan menatap tajam pria itu.

"Apa lagi...??? Apa itu kurang..?? Ok... saya tambahin lagi.."

Belum sempat Anggita mengambil uang didompetnya, sebuah tangan tiba-tiba mencengkram kuat tangan Anggita.

Sakit... itu yang dirasa Anggita dipergelangan tangannya.

"Aauuwwh... appa appaan sih... lepasin nggak. Sakit ini...!!" Rengek Anggita.

Seketika Anggita merasakan longgar dipergelangan tangannya namun masih terasa genggaman tangan pria itu. Dia menarik Anggita untuk duduk di sofa ruangan itu.

Dia mengambil uang 500ribu Anggita, dan menaruhnya ditelapak tangan Anggita.

"Saya tidak butuh uang anda,..!!"

Ck... Anggita tersenyum sengit. Sombong sekali dia. Memangnya dia siapa..??? Artis bukan, polisi bukan, apalagi presiden, bukan sama sekali. Tapi kenapa gayanya sengak sekali.

"Lalu... apa yang harus saya lakukan untuk membayar hutang saya yang sedikit itu..?"

Tidak... tidak... Anggita bukan orang yang sombong, dia hanya tidak suka saja dengan sikap sombong pria dihadapannya itu, makanya dia juga harus balas bersikap seperti pria itu. Benar bukan sikapnya ini..???

"Saya punya 3 permintaan..." katanya yang membuat tawa Anggita pecah seketika.

"Ehemmm... (setelah berhasil mengkondisikan tawanya) memangnya saya jin dalam botol yang bisa mengabulkan 3 permintaan...?? Ada-ada saja anda ini..???" Balas Anggita sengit.

"Terserah anda mau menerimanya atau tidak, yang jelas saya tidak membutuhkan uang anda. Saya hanya meminta 3 permintaan saja pada anda untuk mengganti uang itu. Apa susahnya..?" Jawab pria itu enteng.

"Memang tidak susah dengan 3 permintaan itu. Tapi kalau permintaannya aneh-aneh dan juga memberatkan, mana mau saya mengganti uang ini dengan 3 permintaan itu. Lebih baik saya kehilangan uang 1 juta sekalipun untuk membayar hutang saya yang sedikit itu dari pada harus menjadi jin dalam botol yang bisa mengabulkan 3 permintaan untuk anda itu. Big No..!! Males banget.." tolak Anggita panjang lebar.

Tanpa Anggita sadari, pria di depannya itu tersenyum kecil mendengar ocehan Anggita.

"Kalau begitu... silahkan anda hidup dengan bayang-bayang hutang anda yang katanya sedikit itu." Jawab si pria tak kalah telak oleh Anggita.

Anggita meneguk ludahnya sendiri, dia benar-benar tidak paham dengan maksud pria di depannya itu. Anggita melihat ke arah pria itu berjalan. Pria itu berjalan menuju salah satu rak dan mengambil satu buku lalu membacanya.

 Pria itu berjalan menuju salah satu rak dan mengambil satu buku lalu membacanya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Pikirannya berkecamuk, memikirkan ide untuk keluar dan bebas dari pria sombong itu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Pikirannya berkecamuk, memikirkan ide untuk keluar dan bebas dari pria sombong itu.

Pikirannya berkecamuk, memikirkan ide untuk keluar dan bebas dari pria sombong itu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Rasanya mentok sekali otaknya saat ini. Entah kenapa, kalau disituasi sulit seperti ini, Anggita merasa otaknya bebal tak bersahabat. Ia benar-benar benci dengan otaknya saat ini.

first love ( END )Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz