Tiga Puluh

857 46 0
                                    

Kanaya memukul dada bidang Arsha setelah tadi Arsha mencuri ciuman pertamanya. Arsah menghentikan pukulan Kanaya dan menantap Kanaya lembut.

"Maafkan saya..." hanya itu yang keluar dari mulut Arsha. Kanaya membuang muka. Tidak ingin melihat wajah Arsha, entahlah, ia sangat membenci Arsha saat ini, tapi ia tidak tahu kenapa sebagian hatinya merasa senang.

Arsha menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata Kanaya, dia menatap Kanaya yang berkaca kaca. "Apa dia menangis...?? Apa tadi saya terlalu kasar sama dia..??" Batin Arsha tak tenang.

Tanpa menunggu jawaban Kanaya, Arsha memeluk Kanaya erat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa menunggu jawaban Kanaya, Arsha memeluk Kanaya erat. Membenamkan wajah Kanaya pada dada bidangnya. Ia merasakan basah pada baju yang dipakaianya. Kanaya menangis...?? Batinnya lagi.

"Maafkan saya. Saya tidak bisa menahan hati saya sama kamu, maafkan saya"

Tapi entah kekuatan dari mana, Kanaya malah balik memeluk Arsha. Ia mengeratkan pelukannya pada Arsha seakan ia tidak mau kehilangan Arsha. Seharusnya kan ia marah pada Arsha, tapi kenapa ia seakan senang dengan semua perlakuan lembut dari Arsha.??

Arsha sendiri merasa heran dengan tingkah Kanaya. "kamu... kenapa..??" Tanya Arsha pada Kanaya.

1 menit
3 menit
5 menit
10 menit

Kanaya masih terdiam tidak menjawab pertanyaan Arsha, tapi Kanaya mengurai pelukannya dan menatap mata Arsha.

"Saya tidak apa apa, Itu juga sudah terjadi..."

Arsha menghembuskan nafasnya kasar, ia tahu bahwa Kanaya marah padanya saat ini. Namun Arsha juga tidak tahu kenapa ia tidak bisa menahan perasaannya pada Kanaya. Ia takut setelah ini Kanaya akan menghindarinya. Ia harus bagaimana..??

"Maafkan saya. Apa yang harus saya lakukan agar kamu mau memaafkan saya..?" Tanya Arsha lagi.

"Sudahlah. Saya mau lanjut ngerjain ini lagi..." itu suara Kanaya sedikit lesu. Mungkin juga karna ia sudah lelah dengan kegiatannya seharian ini. Ditambah juga jantungnya yang selalu bekerja lebih keras saat bersama Arsha. Ia berjanji pada diri sendiri, setelah ini ia tidak akan mau lagi menginjakan kaki disini lagi dan ia akan berusaha menghindari Arsha. Urusan ganti rugi, ia akan memikirkannya nanti, atau ia bisa bercerita pada Anggita nanti dan meminta pendapatnya.

Arsha mengangguk dan mengacak rambut Kanaya dengan lembut dan tersenyum kecil.."Jangan diacak acak dong rambut saya, berantakan ini nanti.." protes Kanaya lalu ia fokus kembali dengan pekerjaannya.

Kanaya berusaha untuk bisa mengendalikan detak jantungnya saat ini, Ia akan kembali fokus pada pekerjaannya. Toh ia hanya menyalin saja data yang ada di kertas ke flash disk yang tadi Arsha memberikan padanya. Tidak begitu sulit kan..??

Arsha juga ikut mengerjakan pekerjaan lain yang masih menumpuk, akhir akhir ini pekerjaannya semakin banyak karna 3 perusahaan sekaligus ia jalankan. Untung saja ada Kanaya yang bisa menghiburnya setiap hari. Meskipun hanya berdebat sekalipun. Ia menyentuh bibirnya sendiri, mengingat kejadian tadi. Ia kaget tiba tiba ia merasa berat di salah satu bahunya, Lalu melihat kearah Kanaya yang ternyata sudah terlelap tidur lelap menindih bahunya.

first love ( END )Where stories live. Discover now