Enam Belas

891 54 0
                                    

Akhirnya.. setelah melewati banyak ruangan dan naik ke lantai 3. Kanaya sampai di tempat tujuannya. Ruangan si tuan muda. Setelah kepergian pria yang berpenampilan seperti bodyguard tadi, Dia ragu untuk mengetuk pintu di depannya yang masih tertutup.

Lagi-lagi dia menarik tangannya yang sudah terulur untuk mengetuk pintu itu.

"Ketok... nggak... ketok... nggak... ketoook... ah tapi gue takut.." gumamnya lirih.

Dan finish..!! Dengan berat hati Kanaya mengetuk pintu itu.

Tok tok tok...

Beberapa kali dia mengetuknya. Tapi tak ada jawaban apapun dari dalam ruangan ini. Kemudian Kanaya memberanikan diri untuk membuka sedikit pintu itu. Niatnya sih mau mastiin aja apa ada orangnya atau tidak. Tapi belum sempat Kanaya membukanya, pintunya sudah lebih dulu dibuka dari dalam ruangan. Dan...

"Aaaaaaaaaaaa..." teriak Kanaya kaget sambil ia menutup matanya dengan kedua tangannya. Jantungnya benar-benar berpacu sangat cepat saat ini. Bagaimana tidak, pemandangan yang terlihat pertama kali saat pintu itu terbuka adalah...

"Kenapa anda tidak memakai baju anda..???" Itu kata-kata Kanaya yang keluar setelah dia teriak dengan kencangnya.

???" Itu kata-kata Kanaya yang keluar setelah dia teriak dengan kencangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa memangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa memangnya...??? Ini rumah saya sendiri. Jadi saya bebas melakukan apapun" tanpa Kanaya lihat. Ia sudah tahu kalau itu adalah suara si tuan muda yang sedang ia cari ini.

"Sudah cukup... buka matamu, dan masuklah.." katanya lagi.

Kanaya dengan ragu mengintip sedikit dari celah jarinya dan syukurlah.. batin Kanaya. Ia merasa sedikit lega, paling tidak tubuh si pria sudah tertutupi.

Kanaya mengikuti langkah si pria itu dan duduk di sofa yang ada diruangan ini setelah tadi pria itu menyuruhnya untuk duduk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kanaya mengikuti langkah si pria itu dan duduk di sofa yang ada diruangan ini setelah tadi pria itu menyuruhnya untuk duduk. Gila... kamar aja segini gedenya. Ini sih besarnya hampir 1 rumah milik bapak. Pikirnya dalam hati. Nggak heran sih... rumahnya aja gede banget, buat sampe kesini aja Kanaya harus jalan agak lama, belum lagi ruangannya ada di lantai 3, apa penghuni disini nggak cape yah..?? Kalo mau keruangan 1 keruangan yang lain kan jaraknya jauh udah gitu apa nggak keder jalannya..?? Pikirannya masih berkecamuk tak habis pikir dengan rumah ini.

"Ehmmm.." suara deheman seseorang membuyarkan lamunan Kanaya.

"Eh... maaf... maaf..." ucap Kanaya akhirnya.

Pria itu sudah duduk di depan Kanaya, dan dia menyodorkan secarik kertas pada Kanaya.

"Ini surat perjanjiannya. Silahkan baca dan tanda tangani jika anda setuju." Katanya.

Kanaya menerima kertas itu dan mulai membacanya. Tidak banyak poin-poin yang dijelaskan disini hanya saja...

1. Sebagai Asisten Pribadi saya. Anda harus menyiapkan segala keperluan saya semuanya tanpa terkecuali.
2. Sebagai Asisten Pribadi saya. Anda harus menuruti segala perintah saya. Tidak ada bantahan.
3. Semua keperluan anda. Akan saya tanggung selama anda menjadi Asisten Pribadi saya.

Hanya ada 3 poin yang harus di ikuti. Tapi semua poinnya nggak ada yang Kanaya sukai.

"Ini saya nggak setuju. Masa saya harus memenuhi semua kebutuhan anda. Sedangkan saya punya kehidupan saya sendiri, dan lagi, jarak antara rumah saya kesini itu cukup jauh kalau anda mau tahu. Bagaimana saya sanggup melakukan semua ini...??" Tolak Kanaya keras.

"Terserah... kalau anda tidak menyetujuinya berarti anda harus menggantinya dengan uang 50 juta, bagaimana...???" Jawab si pria enteng.

Kanaya meneguk ludahnya sendiri gugup. Dia bingung harus bagaimana. Rasanya ini seperti makan buah simalakama.

"Saya bisa menggantinya dengan uang. Tapi saya minta waktu paling tidak 1 tahun buat saya mengumpukan semua uang itu."

"Kalau anda jadi Asisten saya. Anda hanya perlu waktu 10 bulan saja untuk melunasi semuanya. Tapi kalau anda mau melunasinya dengan bentuk uang, saya tidak bisa memberikan waktu untuk anda selama itu."

"Baiklah. Bagaimana kalau 10 bulan saja. Dalam waktu 10 bulan saya akan usahakan untuk melunasi semuanya." Sebenarnya Kanaya tidak yakin dengan waktu 10 bulan. Tapi mau bagaimana lagi. Dari pada ia harus pontang panting meladeni pria egois ini. Dia hanya perlu mengumpulkan 5juta dalam sebulan kan...?? Gampang sudah. Sementara kalau rumah bapak sudah ada yang  nyewa, uangnya bisa Kanaya pakai untuk melunasi ganti rugi ini. Iya... itu yang ada dipikiran Kanaya saat ini.

"No..! Kalau anda mau menggantinya pakai uang, saya kasih waktu sampai bulan depan, anda harus melunasi semuanya atau jika anda tidak bisa melunasinya, saya akan perpanjang urusan ini sampai ke kantor polisi."

Sungguh tega dirimu roma!!!
Eh nggak deng...

Sungguh,,!!! Tenggorokan Kanaya terasa tercekat mendengar kata-kata pria tadi. Tidak ada kata toleransi untuknya. Benar-benar sangat kejam. Kanaya merasa hidupnya akan secepatnya hancur dan berakhir. Dia lemas sekali rasanya.

"Bagaimana...??"

Suara itu kembali membuat Kanaya ngeri. Ini sih lebih serem daripada nonton film horor.. aduh ya Allah... bapak... ibu... mama... papa... Anggita... tolongin Naya...
Batinnya merengek. Ia benar-benar sudah terjebak sekarang.

"Saya masih menunggu keputusan anda..."

Lagi dan lagi.. Kanaya benar-benar gugup sekali saat ini, dia meremas bajunya karna bingung. Jika membunuh orang bukanlah sebuah dosa. Ingin sekali rasanya Kanaya mengambil pisau dan membunuh pria dihadapannya ini.

 Ingin sekali rasanya Kanaya mengambil pisau dan membunuh pria dihadapannya ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi apalah daya. Itu adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Kini telapak tangannya sudah basah oleh keringatnya sendiri. Otaknya benar-benar mentok. Tak dapat menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini agar jadi lebih mudah untuknya.

first love ( END )Where stories live. Discover now